REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- WTA sedang merencanakan untuk mengawali musim 2021 pada pekan pertama Januari di luar Australia. Ini sebelum para pemain berangkat ke Melbourne untuk menjalani karantina menjelang Grand Slam Australian Open.
Kepala WTA Tour Steve Simon kepada Reuters menyatakan, Australian Open tampaknya akan diundur dari jadwal semula dimulai pada 18 Januari karena Tennis Australia (TA) masih melanjutkan pembicaraan dengan pemerintah setempat mengenai protokol Covid-19 yang akan ditetapkan di Melbourne Park.
Negosiasi mengenai kapan para pemain tiba di Australia dan apa yang boleh mereka lakukan selama 14 hari masa karantina telah tersendat selama beberapa pekan terakhir. Namun Simon yakin turnamen tersebut akan berlangsung.
"Australian Open, kami perkirakan akan berlangsung," katanya melalui sambungan telepon dari Amerika Serikat yang dikutip Reuters, Jumat (4/12). "Tentu saja Australian Open akan datang dengan masa karantina untuk memasuki Australia sehingga menimbulkan tantangan sekitar Januari. Kami sekarang sedang melihat mudah-mudahan mendekati penyelesaian dalam pekan depan atau lebih, kemampuan untuk menggelar beberapa event pada pekan 4 Januari untuk mengawali tahun."
Menyusul masa karantina di Australia, tur telah merencanakan event singkat di Australia, termasuk Grand Slam pertama, sebelum kembali sedekat mungkin dengan kalender biasanya. "Biasanya kedua tur profesional mengawali musim di Australia, dan pada 2020 WTA mempunyai event di Brisbane, Shenzen, dan Auckland yang dimulai pada 6 Januari," kata Simon.
Baik China maupun Selandia Baru, seperti Australia, mempunyai langkah-langkah kesehatan yang ketat bagi kedatangan internasional untuk membendung risiko impor kasus Covid-19 dan tampaknya tur harus mencari negara lain untuk mengawali musim 2021.
Simon mengatakan, WTA sedang bekerja sama dengan anggotanya dan Tennis Australia untuk memantapkan rencana. "Saya pikir kita ke tempat yang baik lagi dan kita akan bisa mengawali tahun dan kemudian beralih ke Australia dan kemudian menjalani tahun yang hebat," kata Simon menambahkan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
