Jumat 04 Dec 2020 10:53 WIB

UEA Aktivasi Visa Turis untuk Israel

Visa turis untuk Israel diaktivasi UEA.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
UEA Aktivasi Visa Turis untuk Israel. Foto:  Sebuah pesawat flydubai perusahaan UEA mendarat di Bandara Internasional Ben Gurion, dekat Tel Aviv, Israel, 01 Desember 2020. Media melaporkan bahwa ribuan orang Israel telah mengunjungi Dubai untuk tujuan liburan.
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
UEA Aktivasi Visa Turis untuk Israel. Foto: Sebuah pesawat flydubai perusahaan UEA mendarat di Bandara Internasional Ben Gurion, dekat Tel Aviv, Israel, 01 Desember 2020. Media melaporkan bahwa ribuan orang Israel telah mengunjungi Dubai untuk tujuan liburan.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Pemerintah Uni Emirat Arab (UAE) mengaktivasi visa turis untuk pemegang paspor Israel. Dari kebijakan tersebut, para pemegang paspor negara Israel itu dapat memperoleh visa masuk turis ke UEA melalui maskapai penerbangan dan kantor perjalanan dan pariwisata.

Dilansir di Arab News, Jumat (4/12), Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional mengumumkan aturan baru tersebut, menyusul kerja sama bilateral antara UEA dengan Israel.

Baca Juga

Kedua negara sebelumnya menandatangani Perjanjian Abraham yang bersejarah, yang mencakup ketentuan untuk memfasilitasi perjalanan bagi warga Emirat dan Israel hingga ratifikasi konstitusional UEA atas perjanjian pembebasan visa bersama.

Abraham Accords ditandatangani pada bulan September untuk meningkatkan stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut. Kedua negara sejak itu membahas bidang kerja sama termasuk di sektor-sektor utama seperti logistik, budaya, pendidikan, sains, dan pariwisata.

Sementara itu di Indonesia, berdasarkan rilis yang diterima Republika dari Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al-Quds Palestina (KPIQP), belum lama ini, pemerintah Indonesia justru mengaktivasi kebijakan calling visa untuk Israel. Ketua KPIQP Nurjanah Hulwani mengecam dan menyayangkan kebijakan tersebut.

Dia pun mendesak pemerintah Indonesia untuk mencabut kembali kebijakan itu dan tidak terkecoh dengan siasat yang dimainkan Israel. “Pengaktifan kembali kebijakan ini adalah bagian dari soft diplomacy, Israel sedang bersiasat,” kata Nurjanah saat dihubungi Republika, belum lama ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement