Kamis 03 Dec 2020 23:50 WIB

Muslim Amerika Serikat Tahun Ini Mendulang Sukses di Politik

Partisipasi Muslim di politik Amerika Serikat meningkat tahun ini

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Beberapa Muslim Amerika terkemuka membuat kemajuan di DPR dan memenangkan kursi di badan legislatif negara bagian pada Pemilu AS 2020..
Foto: Middleasteye.net
Beberapa Muslim Amerika terkemuka membuat kemajuan di DPR dan memenangkan kursi di badan legislatif negara bagian pada Pemilu AS 2020..

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Muslim Amerika Serikat yang mencalonkan diri untuk jabatan politik meningkat signifikan dan mencatatkan rekor tertinggi yang tercapai pada tahun ini. Hal ini disampaikan menurut laporan laporan yang diterbitkan pada Rabu (2/12) oleh berbagai organisasi.

Ada sebanyak 170 kandidat Muslim yang mengikuti pemilihan pada siklus pemilihan Amerika Serikat dan mencalonkan diri di 28 negara bagian dan Washington DC.

Baca Juga

Laporan yang disusun Council on American-Islamic Relations (CAIR), Jetpac, dan MPower Change itu menyebutkan, ada peningkatan representasi politik dan keterlibatan sipil yang lebih tinggi berjalan seiring. 

"Tingkat pendaftaran pemilih yang tinggi dan upaya keluar dari pemungutan suara yang diorganisasi kelompok-kelompok yang dipimpin Muslim dan pejabat terpilih pada 2020 mencerminkan hubungan simbiosis ini," kata laporan itu sebagaimana dilansir dari Middle East Eye, Kamis (3/12).  

Dari 170 kandidat yang mencalonkan diri, setidaknya 62 memenangkan pemilihan. Ini menjadi rekor tertinggi lainnya sejak banyak organisasi mulai melacak Muslim untuk maju dalam pencalonan menjadi pejabat politik. Jumlah ini lebih tinggi bila dibandingkan pada 2018 di mana saat itu ada 57 kandidat yang terpilih.

Laporan tersebut juga menyoroti peningkatan jumlah Muslim yang mencalonkan diri dan menang meski hanya mewakili sebagian kecil dari seluruh populasi Amerika. Ini juga menunjukkan bahwa alih-alih hanya berfokus pada pemilihan presiden, anggota kelompok agama mencalonkan diri di tingkat lokal untuk membantu melakukan perubahan positif di komunitas mereka sendiri 

Laporan itu mengatakan 23 Muslim memenangkan kursi di badan legislatif negara bagian mereka, enam memenangkan posisi kabupaten, dan setidaknya 12 memenangkan kursi di dewan sekolah lokal mereka. 

"Muslim Amerika merayakan pemilihan anggota komunitas kami di seluruh negeri ini, mulai dari dewan sekolah hingga aula Kongres," kata Linda Sarsour, pendiri MPower Change.

"Apa pun yang terjadi di tingkat presiden, kami akan terus membangun kekuasaan, melibatkan pemilih, dan fokus pada pemilihan umum karena di situlah dampak nyata pada kehidupan kami," tambah Sarsour.

Nihad Awad, Direktur Eksekutif CAIR, mencatat bahwa banyak kandidat berhasil karena mereka membangun kampanye akar rumput yang terdiri dari beragam koalisi yang berjuang untuk masa depan yang adil di mana hak-hak sipil dan kebebasan Muslim Amerika dapat ditegakkan dan dilindungi. 

"Sekarang setelah pemilu selesai, kita semua perlu bekerja untuk merumuskan kebijakan publik yang mempromosikan kebebasan dan keadilan," ujar Awad.

Umat Muslim juga keluar untuk memberikan suara dalam jumlah tertinggi, dengan CAIR melaporkan bulan lalu bahwa lebih dari satu juta orang memberikan suara mereka pada pemilihan ini. 

Di saat mayoritas memilih Presiden terpilih Joe Biden, ada juga sejumlah besar Muslim yang memberikan suara mereka untuk Presiden Donald Trump. Ini berpotensi menandakan perpecahan partisan di antara Muslim. 

Namun, lebih banyak penelitian diperlukan untuk menunjukkan tingkat dukungan yang sebenarnya untuk Trump di kalangan Muslim, karena komunitas agama terdiri dari beragam kelompok. 

Ketegangan di kalangan umat Islam juga relatif tinggi menjelang pemilihan presiden AS setelah sejumlah organisasi Muslim besar memutuskan hubungan dengan Emgage, sebuah kelompok advokasi politik Muslim. 

Masalah yang dihadapi adalah tentang dukungan Emgage terhadap kandidat pro-Israel, hubungan dengan Institut Kepemimpinan Muslim, sebuah inisiatif yang dipimpin Israel yang dikritik oleh kelompok-kelompok pro-Palestina sebagai perusahaan pencucian iman.

Sumber: https://www.middleeasteye.net/news/muslim-americans-ran-office-record-numbers-2020

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement