Kamis 03 Dec 2020 00:32 WIB

Epidemiolog: Orang Abai Protokol Bukan Bosan Tapi tak Peduli

Diharapkan Satgas hingga tingkat kabupaten terus mengedukasi dan mengingatkan warga

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko Wahyono, angkat bicara mengenai banyak masyarakat di Tanah Air yang kini mengabaikan protokol kesehatan. Orang-orang Indonesia bersikap acuh tak acuh menerapkan protokol kesehatan yaitu 3M karena memang tidak memperhatikannya.

"Masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan bukan karena bosan, menurut saya karena tidak peduli," kata Miko di sebuah acara diskusi Ikatan Alumni UI, Rabu (2/12).

Baca Juga

Miko meminta kepedulian penduduk Indonesia dalam menerapkan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun seharusnya ditingkatkan. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah termasuk Satuan Tugas (Satgas) di tingkat kabupaten/kota terus mengedukasi dan mengingatkan warga.

Ia juga mengusulkan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bisa memberi imbauan pada seluruh lapisan masyarakat dengan contoh-contoh yang nyata. Selain itu, ia merekomendasikan sosialisasi bisa dilakukan dengan pendekatan dengan menyesuaikan tingkat pendidikan warga. Sebab, dia melanjutkan, tingkat pemahaman orang-orang dengan berbagai jenjang pendidikan tertentu maka bisa memberikan pemahaman yang berbeda-beda.

"Sebaliknya, ketika melakukan edukasi dengan cara bersamaan (tanpa melihat tingkat pendidikan) maka masyarakat menjadi abai karena persepsi dia," ujarnya.

Ia menganalisis, seringkali masyarakat mengatakan bahwa virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) adalah penyakit konspirasi. Kemudian baru mempercayai ketika keluarga dekat atau dirinya sendiri yang terinfeksi virus ini. Jika virus belum menginfeksi diri sendiri atau keluarga dekat, dia melanjutkan, maka mereka bisa mengabaikannya sampai kapanpun.

"Kalau kepentok baru terasa (Covid-19 ada). Karena apa susahnya menerapkan protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak?" katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement