Rabu 02 Dec 2020 18:01 WIB

Sebagian Kota Bandar Lampung Tergenang Banjir

Banjir karena hujan deras sebabkan sungai dalam kota Bandar Lampung meluap.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Indira Rezkisari
Banjir (ilustrasi). Hujan deras yang mengguyur merata di Kota Bandar Lampung, Rabu (2/12) pukul 15.00, menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir.
Foto: ARDIANSYAH/ANTARA FOTO
Banjir (ilustrasi). Hujan deras yang mengguyur merata di Kota Bandar Lampung, Rabu (2/12) pukul 15.00, menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Hujan deras yang mengguyur merata di Kota Bandar Lampung, Rabu (2/12) pukul 15.00, menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir. Air dari sungai dalam kota meluap menggenangi jalan dan pemukiman penduduk.

Banjir menggenangi kawasan protokol kota seperti Jl Sultan Agung, Kedaton, Jl Teuku Umar, dan Jl Kartini. Selain itu, pemukiman penduduk di Jl Imam Bonjol, Kaliawi. Kawasan Kedamaian, dan juga di Kawasan Telukbetung. Banjir menggenangi jalan setinggi betis orang dewasa, menyebabkan arus lalu lintas kendaraan macet merayap.

Baca Juga

Menurut warga, banjir karena hujan deras menyebabkan sungai-sungai dalam kota meluap ke jalan karena tidak tertampung lagi. Banyaknya sampah dalam sungai menjadi penyebab utama air meluap karena tersumbat.

“Banjir karena luapan kali (sungai). Banyak sampah jadi tersumbar aliran air di kali, drainase, dan parit,” kata Adi, warga Kedaton.

 

Menurut dia, Pemkot Bandar Lampung pernah melakukan pembersihan sungai dan saluran air (drainase) beberapa waktu lalu, saat hujan turun deras dan menyebabkan banjir juga. Akan tetapi, kata dia, setelah itu, tidak ada lagi pembersihan rutin sampai sekarang penuh sampah lagi.

Sementara warga di Sukaraja, Telukbetung Selatan, mengeluhkan banyaknya sampah yang menggenangi pemukiman penduduk saat hujan turun deras. Sampah-sampah tersebut terbawa arus air dari sungai di pusat kota hingga ke muara Teluk Lampung.

“Setiap hujan, kami selalu kebagian tidak enaknya, semua sampah dari pusat kota ada di tempat kami. Setelah surut banjir, sampah menumpuk di pemukiman penduduk,” ujar Syaiful, nelayan di Sukaraja.

Menurut dia, bila hujan turun apalagi deras, aliran air dari anak sungai bermuara di Teluk Lampung. Sampah rumah tangga dan pabrik terbuang ke laut, sehingga menggenang di bibir pantai laut. Sampah-sampah tersebut, tidak lagi diambil pemerintah karena sudah menumpuk banyak.

Dampaknya, kata bapak tiga anak tersebut, pekerjaan nelayan terganggu saat menebar jaring ikan di tengah laut. “Saat tarik jarring ke darat, yang banyak terjaring sampah dibandingkan ikan-ikan,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement