Rabu 02 Dec 2020 14:15 WIB

Klaim Drone Israel dalam Pembunuhan Fakhrizadeh Dibantah

Sebuah sumber membantah laporan yang mengeklaim drone Israel membunuh Fakhrizadeh.

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Foto dari TV Iran IRIB menunjukkan lokasi serangan terhadap ilmuwan nuklir kenamaan Mohsen Fakhrizadeh, di Damavand, selatan Ibu Kota Tehran, Iran, 27 November 2020.
Foto: EPA
Foto dari TV Iran IRIB menunjukkan lokasi serangan terhadap ilmuwan nuklir kenamaan Mohsen Fakhrizadeh, di Damavand, selatan Ibu Kota Tehran, Iran, 27 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kantor berita pemerintah Iran, Fars, melaporkan sebuah sumber membantah laporan yang mengeklaim drone Israel terlibat dalam pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh. Sumber tersebut menyampaikan bantahan itu ke Nour News yang dekat dengan Dewan Tertinggi Keamanan Nasional Iran (SNSC).

Sebelumnya surat kabar Kuwait berbahasa Arab mengeklaim dua drone Israel terlihat terbang di Laut Kaspia dan berhasil mendarat. Pesawat tanpa awak itu bersembunyi di dalam Iran dan akhirnya membantu pembunuhan ilmuwan nuklir Fakhrizadeh pada Jumat (27/11) lalu.

Baca Juga

Mobil Fakhrizadeh diledakkan dan ditembaki dengan senapan mesin di dekat Teheran. Ilmuwan tersebut meninggal dunia di rumah sakit.

Pada Ahad (29/11) Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menuduh Israel sebagai dalang pembunuhan tersebut. Pada Rabu (2/12) Fars melaporkan salah satu sumber mengatakan pada stasiun televisi Press TV bahwa sisa senjata yang dilakukan dalam pembunuhan tersebut produksi Israel.

Fars melaporkan Tel Aviv memiliki sejarah menyabotase program energi nuklir Iran. Banyak pengamat yang tidak yakin Israel dalam menggelar operasi berbahaya tersebut tanpa memberitahu Amerika Serikat (AS) yang keluar dari kesepakatan nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

Menteri SNSC Ali Shamkhani mengatakan pembunuhan Fakhrizadeh menggunakan peralatan elektronik yang 'sangat rumit'. Ia menekan kembali perang Israel dan organisasi anti-pemerintah Iran Mojahedin-e Khalq Organization (MKO) dalam serangan teror ke negara itu.

"Sayangnya, operasi ini sangat rumit dan dilakukan dengan peralatan elektronik dan tidak ada satu pun (teroris) yang berada di lokasi kejadian. Namun ada sejumlah petunjuk dan identitas dan catatan perancang operasi yang telah kami temukan," kata Shamkhani, Senin (30/11) lalu.

"Pastinya, Monafeqin (sebutan anggota MKO di Iran) turut berperan dan pastinya rezim Zionis dan Mossad otak dari insiden ini," tambahnya.

Pada awal 2018 lalu sumber Israel mengakui Mossad berencana membunuh ilmuwan nuklir Iran tapi operasi tersebut gagal. Berdasarkan Kantor Berita Fars, Mossad mendapatkan akses nama Fakhrizadeh melalui daftar PBB yang menyebutnya sebagai ilmuwan senior di Pusat Penelitian Fisika Kementerian Pertahanan Iran.

Komandan Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Hossein Salami menekankan pembunuhan Fakhrizadeh tidak akan melemahkan semangat rakyat Iran. Ia mengatakan rencana balas dendam sudah masuk agenda Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement