Selasa 01 Dec 2020 19:41 WIB

Lelang SUN Terakhir di Tahun Ini Serap Rp 25,6 Triliun

Fokus investor pada lelang kali ini terlihat cukup besar pada SUN tenor panjang.

Lelang Surat Utang Negara (SUN).
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Lelang Surat Utang Negara (SUN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 25,6 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) di pasar perdana yang terakhir untuk tahun 2020 dengan penawaran masuk mencapai Rp 94,3 triliun. Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan mengatakan minat investor tetap tinggi dalam lelang SUN, meski terdapat kekhawatiran atas peningkatan kasus Covid-19.

"Fokus investor pada lelang kali ini terlihat cukup besar pada SUN tenor panjang. Incoming bids terbesar pada tenor 10-20 tahun mencapai 68,4 persen dari total incoming bids," katanya di Jakarta, Selasa (1/12).

Baca Juga

Ia menambahkan penawaran masuk yang mencapai Rp94,3 triliun merupakan bids to cover ratio sebesar 3,68 kali. Capaian tersebut berada di atas rata-rata penawaran masuk dan bids to cover ratio tahun 2020 (yaitu Rp74,17 triliun dan 3,43 kali).

Selain itu pada triwulan IV-2020 penawaran masuk di lelang perdana SUN cenderung menguat dengan rata-rata sebesar Rp79,57 triliun atau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata penawaran masuk triwulan III-2020 sebesar Rp69,52 triliun.

Deni memastikan imbal hasil yang dimenangkan pada lelang SUN juga tercatat menguat dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang turun sebesar 7-20 bps.

"Sedangkan apabila dibandingkan dengan lelang pertama di tahun 2020, terdapat penurunan yield SUN yang sangat signifikan mencapai 58-131 bps," ujarnya.

Hasil lelang SUN pada lelang kali ini mencakup seri SPN12211202 dengan jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 0,8 triliun, serta imbal hasil rata-rata tertimbang 3,19625 persen.

Penawaran untuk seri ini mencapai Rp 1,46 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 3,19 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 3,35 persen.

Untuk seri FR0086, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 4,75 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,06768 persen.

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp 11,74 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 5,05 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 5,8 persen.

Untuk seri FR0087, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 7,95 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,07655 persen.

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp23,23 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 6,05 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,15 persen.

Untuk seri FR0080, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 1,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,62693 persen.

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp 19,29 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 6,6 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,7 persen.

Untuk seri FR0083, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 4,65 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,89641 persen.

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp 22 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 6,86 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,01 persen.

Untuk seri FR0076, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 5,85 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,13997 persen.

Penawaran untuk obligasi negara ini mencapai Rp 15,23 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk mencapai 7,12 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,25 persen.

Pemerintah tidak memenangkan lelang untuk SPN12210304 karena minimnya minat investor pada tenor jangka pendek dengan sedikitnya penawaran yang masuk Rp 1,46 triliun.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement