Rabu 02 Dec 2020 00:53 WIB

Mengapa Muslim Dituntut Percaya pada Malaikat?

Kepercayaan tentang wujud malaikat menambah keyakinan tentang kuasa Allah

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Percaya pada malaikat (Ilustrasi)
Foto: Blogspot
Percaya pada malaikat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Percaya kepada malaikat merupakan rukun iman kedua dan salah satu pokok ajaran Islam. Kata malaikat dalam bahasa Arab merupakan bentuk jamak dari malak. Kata ini terambil dari akar kata yang bermakna mengutus, perutusanan, atau risalah.

Dalam konteks agama, beberapa pakar menggambarkan wujud malaikat sebagai makhluk yang diciptakan Allah dari cahaya, tidak berjenis kelamin, tidak makan dan minum, tidak berhubungan seks, selalu melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, serta mampu berubah dalam beragam bentuk. Mereka memiliki sayap, ada yang dua, tiga dan empat, bahkan sampai ratusan sayap.

Ahli Tafsir Alquran Indonesia, Prof. Quraish Shihab dalam bukunya berjudul Islam yang Saya Anut mengatakan malaikat adalah makhluk gaib yang tidak dapat diketahui hakikatnya termasuk jumlahnya. Namun, umat Muslim harus percaya akan wujudnya. Alquran dan hadits menyebut beberapa nama malaikat seperti malaikat Jibril yang berfungsi membawa wahyu kepada para Nabi, malaikat Israfil yang berfungsi meniup sangkakala kehancuran alam semesta atau kiamat, malaikat Izra’il yang berfungsi mencabut ruh, malaikat Raqib Atid yang mencatat amal manusia, dan lain-lain.

Menurut Quraish Shihab, ada dua hal yang dituntut Islam menyangkut kepercayaan tentang malaikat. Pertama, percaya tentang wujud malaikat bahwa mereka memiliki eksistensi. Mereka makhluk ciptaan Allah yang bukan ilusi maupun sosok tidak nyata. Kedua, percaya bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah yang taat. Para malaikat diberi tugas-tugas tertentu oleh Allah, mengukuhkan hati manusia, mencatat amal baik dan buruk manusia, dan lain-lain. Tapi, terkait cara mereka melakukan tugasnya, manusia tidak mengetahui. Islam pun tidak menuntut untuk mengetahuinya karena hal tersebut di luar jangkauan nalar manusia.

Selain itu, percaya kepada malaikat akan membuat seorang mukmin merasa yang berada di sekelilingnya bukan hanya terjangkau oleh panca indranya, melainkan ada pula makhluk yang sangat patuh kepada Allah dan selalu menginginkan kebaikan bagi manusia. Di sisi lain, percaya kepada malaikat juga menjadikan manusia selalu mawas diri agar tidak terjerumus dalam dosa sekaligus tidak akan kesepian karena ada malaikat yang selalu menyertai dan mendukungnya.

“Kepercayaan tentang wujud malaikat menambah keyakinan kita tentang kuasa Allah dalam menciptakan serta memenuhi jiwa manusia dengan rasa tenang,” kata Quraish Shihab dalam bukunya.

Percaya kepada malaikat juga membuat umat Muslim merasakan betapa luasnya alam semesta sambil waspada tentang adanya pengawas yang melekat pada dirinya. Pengawas itu sangat kasih kepada manusia sampai-sampai diriwayatkan mereka tidak mencatat niat buruk manusia sebelum manusia melaksanakannya. Ini jelas berbeda dengan niat baik seseorang yang akan langsung dicatat sebagai kebaikan begitu dia bertekad melakukannya walaupun masih dalam tingkat niat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement