Selasa 01 Dec 2020 18:29 WIB

Masyarakat Vs Pandemi: Kita Lelah, Tapi tidak Boleh Kalah

Kasus Covid melonjak, Satgas dan IDI meminta masyarakat tingkatkan disiplin prokes.

Petugas Satpol PP melakukan sosialisasi 3M di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (30/11). Sosialisasi tersebut mengajak masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan dengan menerapkan gerakan 3M pada masa pandemi Covid-19 untuk mengurangi penyebaran virus Corona. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas Satpol PP melakukan sosialisasi 3M di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (30/11). Sosialisasi tersebut mengajak masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan dengan menerapkan gerakan 3M pada masa pandemi Covid-19 untuk mengurangi penyebaran virus Corona. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Sapto Andika Candra, Rr Laeny Sulistyawati

Satgas Penanganan Covid-19 kembali meminta masyarakat dan seluruh pihak untuk mematuhi protokol kesehatan dan tidak lengah. Hal ini disampaikan Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, menyusul kenaikan kasus aktif Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga

“Kami sangat memahami bahwa masyarakat sudah mulai lelah menghadapi pandemi ini. Akan tetapi kita tidak boleh kalah, Covid-19 belum berakhir,” kata Wiku, saat konferensi pers, Selasa (1/12).

Wiku mengaku prihatin kasus positif Covid-19 kembali melonjak pada pekan lalu, bahkan sempat mencapai angka lebih dari 6.000 kasus per hari. Menurut Wiku, melonjaknya kasus Covid-19 seharusnya menjadi perhatian bagi semua kalangan.

Sebab, hal ini menunjukan masih tingginya angka penularan di masyarakat. “Kasus aktif yang tinggi berpotensi menyebabkan multiplier effect yaitu penularan yang lebih tinggi utamanya jika kita mengabaikan protokol kesehatan,” jelas Wiku.

Satgas meminta kepala daerah agar secara serius melakukan monitoring, penegakan disiplin, dan pemberian sanksi kepada masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan peraturan. Pemberian sanksi harus dilakukan secara tegas dan tanpa pandang bulu.

“Saya minta kepada kepala daerah untuk memaksimalkan peran Satgas Covid-19 di daerah dalam melakukan pengawasan dan penegakan disiplin protokol kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat,” jelasnya.

Wiku menyampaikan, jumlah kasus Covid-19 mengalami lonjakan kenaikan hingga mencapai 19,8 persen, yakni dari 30.555 pada pekan lalu menjadi 36.600 pada pekan ini. Sebanyak 17 provinsi pun tercatat mengalami kenaikan kasus.

“Terjadi kenaikan kasus cukup besar yaitu 19,8 persen yaitu dari 30.555 di minggu lalu menjadi 36.600 pada minggu ini,” kata Wiku, Selasa (1/12).

Satgas mencatat, Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan tertinggi yang sebesar 3.680 yakni dari 3.937 menjadi 7.617 kasus. Setelah Jawa Tengah, Provinsi Banten juga mengalami kenaikan kasus sebesar 519, dari 645 kasus menjadi 1.164. Di posisi ketiga yakni Jawa Timur yang naik 412, dari 2.392 menjadi 2.804 kasus.

Kemudian disusul oleh Lampung yang naik 307, dari 344 menjadi 651 kasus. Dan, Kepulauan Riau naik lebih dari dua kali lipat yakni 298, dari 205 kasus menjadi 503 kasus.

Wiku menyebut, Provinsi Jawa Timur hingga kini masih bertahan dalam jajaran provinsi dengan kasus tertinggi dalam dua pekan terakhir.

“Selain itu, pada minggu ini Provinsi Jawa Tengah (Jateng) kembali masuk ke jajaran provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi di mana pada minggu lalu sempat keluar dari rangking 5 tertinggi,” tambah dia.

Tidak hanya angka kasus aktif, angka kematian nasional mengalami kenaikan sebesar 35,6 persen atau dari 626 menjadi 835 kasus dalam satu pekan ini. Provinsi Jateng tercatat mengalami kenaikan angka kematian tertinggi di pekan ini yakni sebesar 134,1 persen dari 82 kasus menjadi 192 kasus.

Kemudian disusul oleh Jawa Timur yang naik sebesar 67,2 persen dari 134 menjadi 224 kasus. Banten naik 17 kali lipat dari 0 menjadi 17 kasus. Kalimantan Timur naik dari 2 menjadi 18 kasus. Dan Kepulauan Riau naik dari 3 menjadi 15 kasus kematian.

Adapun, untuk hari ini, pemerintah merilis ada penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 5.092. Angka ini mengalami kenaikan dibanding tambahan kasus pada Senin (30/11) kemarin sebanyak 4.617 Aorang dalam sehari.

Berdasarkan data, penambahan kasus hari ini sejalan dengan peningkatan kapasitas pemeriksaan yang cukup signifikan. Terdapat 51.232 spesimen yang diperiksa dalam 24 jam terakhir dengan 37.692 orang yang dites. Angka ini jauh di atas capaian pemeriksaan pada akhir pekan sampai Senin pagi kemarin, yang 'hanya' 40.055 spesimen dan 29.389 orang dites.

Pola yang selalu terjadi, kapasitas pemeriksaan memang selalu turun saat akhir pekan dan hari libur nasional. Sejumlah laboratorium meliburkan petugasnya sehingga kemampuan tes secara nasional ikut turun.

Secara umum, tren kasus Covid-19 di Indonesia terus menanjak. Sebenarnya angka kasus harian sempat 'terkendali' pada selama bulan Oktober lalu. Namun libur panjang akhir Oktober membuat lonjakan kasus kembali sejak awal November sampai saat ini. Bahkan selama pekan lalu rekor kasus harian pecah sampai tiga kali.

Dari penambahan kasus hari ini, DKI Jakarta menyumbang angka tertinggi yakni 1.058 orang. Jawa Barat menyusul di posisi kedua dengan 878 kasus baru. Kemudian ada Jawa Tengah dengan 730 kasus, Jawa Timur dengan 430 kasus, dan Kalimantan Tengah dengan 190 kasus.

Jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh juga bertambah cukup banyak, yakni 4.361 orang dalam satu hari terakhir. Artinya, angka kumulatif pasien sembuh sampai saat ini tercatat 454.879 orang.

Angka kematian juga bertambah 136 orang pada hari ini, sehingga jumlah pasien yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19 menjadi 17.081 orang.

In Picture: Kasus Positif Covid-19 di Bandung Terus Meningkat

photo
Sejumlah petugas pemakaman mengangkat peti jenazah pasien positif Covid-19 saat akan dimakamkan di TPU Cikadut, Jalan Cikadut, Mandalajati, Kota Bandung, Senin (23/11). Berdasarkan hasil data yang dihimpun dari situs covid19.bandung.go.id hingga hari ini tercatat kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bandung sudah mencapai 2.884 kasus dan angka kematian akibat Covid-19 sebanyak 110 orang sementara jumlah pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 2.404 kasus. Foto: Abdan Syakura/Republika - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Berbicara terpisah, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo kembali mengingatkan supaya masyarakat selalu patuh pada protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan dilarang berkerumun. Artinya, dia melanjutkan, kemungkinan seseorang terpapar Covid-19 harus dicegah dan mereka yang bisa melakukannya adalah pahlawan.

Doni juga meminta masyarakat bisa mengajak dua orang terdekatnya untuk mematuhi protokol kesehatan. Ia menegaskan, upaya ini harus terus dilakukan karena  banyak orang terinfeksi virus tanpa gejala yang berisiko tinggi dapat menulari orang-orang di sekitarnya.

"Kita perlu serius melakukan berbagai langkah pencegahan," katanya.

Jika upaya pencegahan dirasa gagal, ia meminta masyarakat jangan kehabisan akal, kehabisan ide atau kehabisan kreativitas. Langkah mitigasi bisa dilakukan dalam rangka mencegah semakin banyaknya pihak yang terpapar.

Doni meminta semua pihak bergotong royong atau berkolaborasi pentahelix komunitas. Selain itu, pihaknya juga meminta masyarakat sabar dalam menghadapi Covid-19, termasuk meningkatkan imunitas tubuh dengan cara  istirahat yang cukup, tidur yang cukup minimal enam jam, olahraga yang teratur termasuk konsumsi makanan bergizi dan juga minum vitamin.

"Kemudian jangan panik, hati gembira, dan memberikan semangat mampu mengalahkan pandemi," kata Doni.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih menilai, laju penambahan kasus Covid-19 terjadi karena kecepatan penularan dan masyarakat yang belum disiplin dalam menghambat penularan Covid-19. IDI memohon warga terutama pimpinan masyarakat yang ditiru dan didengar oleh khalayak untuk menerapkan protokol kesehatan.

"Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun (3M) menjadi tugas kita bersama dan kalau kita tidak melakukan pencegahan penularan bersama-sama, ya seterusnya penularan akan tinggi. Karena untuk menghambat penularan ini dengan strategi preventif yaitu dengan 3M," katanya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Menyikapi Tren Kenaikan Kasus Covid-19, Senin (30/11).

Daeng meminta tokoh masyarakat memberi contoh melakukannya. Ia meminta semua pihak tidak lengah. 

"Kalau lengah tidak melakukan 3M, pimpinan masyarakat tidak mencontohkan, tidak mengkampanyekan, tidak mengarahkan anggota masyarakatnya maka kami khawatir kasus semakin tinggi. Bukannya kasus melandai, namun malah meningkat," katanya.

Apalagi, ia menjelaskan Covid-19 menjadi masalah karena cepat menular. Bahkan, dia menambahkan, mutasi Covid-19 yang justru meningkatkan kecepatan penularan. Kalau penularan kasus Covid-19 masih tinggi, dia melanjutkan, maka beban berat di rumah sakit semakin bertambah. Efeknya, beban petugas kesehatan akan semakin berat. Kalau beban semakin berat, dia menambahkan, petugas kesehatan berisiko tertular virus ini.

"Sudah banyak dokter yang dilaporkan tertular virus dan gugur. Sampai sekarang 180 dokter dilaporkan meninggal dunia (akibat Covid-19)," katanya.

photo
Liburan selama pandemi Covid-19. - (Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement