Selasa 01 Dec 2020 18:18 WIB

BATAN Targetkan Buat 5 Radioisotop dan Radiofarmaka

Radioisotop dan radiofarmaka bisa dimanfaatkan di bidang kesehatan.

Fusi Nuklir (ilustrasi)
Foto: VOA
Fusi Nuklir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menargetkan bisa menghasilkan lima radioisotop dan radiofarmaka hingga 2024. Produk ini ditargetkan sebagai manfaat konkret teknologi nuklir dibidang kesehatan.

"Selama periode 2020-2024 paling tidak ada lima prototipe yang kita targetkan untuk bisa kita selesaikan dan siap dimanfaatkan oleh masyarakat," kata Kepala BATAN Anhar Riza Antariksawan di Jakarta, Selasa, (1/12).

Baca Juga

BATAN sejak tahun 2019 sudah mencanangkan radioisotop dan radiofarmaka sebagai tema prioritas riset dan inovasi. Target untuk menghasilkan lima radioisotop dan radiofarmaka tertuang dalam Prioritas Riset Nasional (PRN).

Anhar menjelaskan, radioisotop dan radiofarmaka sangat bermanfaat dalam diagnosa dan terapi penyakit seperti kanker.

Produk radioisotop dan radiofarmaka yang dihasilkan BATAN antara lain radiofarmaka senyawa bertanda 131I-MIBG untuk diagnosa dan terapi kanker neuroblastoma. Selanjutnya, radiofarmaka senyawa bertanda 153Sm-EDTMP untuk terapi paliatif pada penderita kanker yang sudah metastasis. Kemudia, DTPA untuk diagnosis fungsi ginjal, MIBI untuk diagnosis fungsi jantung, dan MDP untuk diagnosis tulang.

Menurut dia, Indonesia juga sudah bisa menghasilkan radioisotop dan radiofarmaka untuk diekspor. "Kita berharap pada tahun-tahun akan datang pengembangan radiosotop dan radiofarmaka bisa lebih besar," kata Anhar.

Ia menjelaskan bahwa produkradioisotop dan radiofarmaka sebenarnya sudah lama dikembangkan di Indonesia. Beberapa tahun setelah reaktor nuklir pertama diresmikan di Bandung oleh Presiden Soekarno, pada tahun 1960an, Indonesia sudah bisa mengekspor radioisotop ke Singapura.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement