Selasa 01 Dec 2020 17:46 WIB

Iran Sebut Mata-Mata Israel di Balik Pembunuhan Pakar Nuklir

Pejabat militer Iran mengatakan pembunuhan Mohsen Fakrizadeh tidak akan dibiarkan

Red: Nur Aini
Mohsen Fakrizadeh, yang memimpin lembaga penelitian dan inovasi di Kementerian Pertahanan Iran, berada di radar Mossad selama bertahun-tahun
Mohsen Fakrizadeh, yang memimpin lembaga penelitian dan inovasi di Kementerian Pertahanan Iran, berada di radar Mossad selama bertahun-tahun

REPUBLIKAI.CO.ID, TEHERAN -- lmuwan nuklir Iran yang tewas dalam pembunuhan berencana telah dimakamkan di Teheran pada Senin (30/11) dengan sebuah upacara pemakaman yang dihadiri oleh pejabat senior politik dan militer. Petunjuk baru dalam kasus ini, menurut media pemerintah Iran, dengan jelas menunjukkan keterlibatan mata-mata Israel.

Mohsen Fakrizadeh, yang memimpin lembaga penelitian dan inovasi di Kementerian Pertahanan Iran, berada di radar Mossad selama bertahun-tahun dan bahkan selamat dari beberapa rencana pembunuhan. Pada 2018, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut nama Fakrizadeh selama presentasi tentang program nuklir Iran, yang fotonya telah dibagikan secara luas secara online.

Baca Juga

Fakrizadeh, yang terbunuh di pinggiran Teheran pada 27 November kemarin, adalah ilmuwan nuklir Iran kelima yang dibunuh sejak 2010. Iran selalu menuduh Israel melancarkan serangan itu. Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami, berbicara saat upacara pemakaman di kompleks kementerian, mengatakan pembunuhan terhadap ilmuwan "tidak akan dibiarkan."

"Kami bertanggung jawab untuk menyelidiki masalah ini dan akan menindaklanjutinya," kata Hatami, yang telah mengenal baik Fakhrizadeh di Kementerian Pertahanan.

Dalam pertemuan tersebut Hatami menekankan pelaku dan perencana kejahatan tersebut akan dihukum.

Petunjuk baru

TV pemerintah Iran mengatakan senjata yang dikendalikan dari jarak jauh yang ditemukan dari lokasi pembunuhan Fakrizadeh di daerah Damavand menunjukkan keterlibatan musuh bebuyutan Iran, Israel. Kementerian Intelijen juga mengklaim telah memperoleh "petunjuk kunci" yang akan "segera diterbitkan".

Pejabat Kemhan Iran mengatakan mereka telah meraih "kemajuan yang baik" dalam penyelidikan awal, dan telah menemukan "petunjuk kuat" yang menetapkan hubungan Israel dengan pembunuhan tersebut. Selama tiga hari terakhir, pejabat politik dan militer Iran menuduh Israel melancarkan serangan itu, dan bersumpah untuk membalasnya.

Menteri Luar Negeri Javad Zarif pada Ahad (29/11) mengungkapkan bahwa terdapat ciri khas peran Israel dalam pembunuhan Fakrizadeh. Namun, Zarif mengatakan pemerintah telah mengadopsi "kesabaran strategis", yang menyatakan bahwa tanggapannya "tidak akan berada di lapangan yang ditentukan oleh musuh".

Sebaliknya, pejabat tinggi militer seperti Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mohammad Baqeri, Kepala IRGC Jenderal Hossein Salami dan Penasihat Militer Tertinggi Jenderal Hossein Dehghan dengan tegas berikrar akan melakukan "balas dendam yang keras."

Ketua parlemen Mohamamad Baqer Qalibaf dan kepala kehakiman Ebrahim Raeesi, dua saingan politik Presiden Rouhani, telah mendesak pemerintah untuk menyesuaikan kembali kebijakannya. Di sela-sela sidang tertutup parlemen kemarin, Qalibaf mengatakan pemerintah tidak boleh "mengirimkan sinyal lemah."

Sebagai tanggapan atas pembunuhan itu, DPR mengadopsi RUU darurat ganda di mana "implementasi sukarela" dari Protokol Tambahan Perjanjian Non Proliferasi akan dipertimbangkan kembali, dan ketentuan kerjasama dengan badan nuklir PBB juga akan berubah.

Mengadopsi sikap yang sama, Raeesi pada Senin mengatakan "pembunuhan dan sanksi" adalah "dua sisi dari mata uang yang sama," dia menegaskan mereka yang menyerukan penahanan "memberikan lampu hijau kepada para teroris."

Panggilan untuk balas dendam

Sementara tanggapan berbeda-beda terus muncul terkait pembunuhan ilmuwan tersebut, di sisi lain seruan untuk membalas dendam semakin kuat. Jenderal Salami, yang menghadiri pemakaman Fakrizadeh, mengatakan Iran akan "menentukan waktu, tempat dan jenis tanggapan."

Ali Shamkhani, yang memimpin Dewan Keamanan Nasional yang kuat di negara itu, mengatakan "musuh" mencoba menargetkan para ilmuwan selama 20 tahun terakhir. Kepala komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri parlemen Mojtaba Zonnour juga mengatakan "pembunuhan tersebut tidak akan dibiarkan."

Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei menyerukan penyelidikan serius atas kasus tersebut, dan tindakan perlawanan terhadap para pelakunya. Pesannya juga dilantunkan selama pemakaman. Sementara itu, seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh harian New York Times pada Ahad mengatakan dunia harus berterima kasih kepada Israel atas pembunuhan Fakrizadeh.

Karena berada dalam ancaman yang tinggi, ilmuwan tersebut telah berada di bawah perlindungan badan keamanan Iran selama bertahun-tahun. Foto-fotonya juga tidak dipublikasikan di media. Pada 2011, sebuah laporan oleh badan pengawas nuklir PBB mengidentifikasi dia sebagai "tokoh kunci" dalam program nuklir Iran. Dia adalah satu-satunya pejabat Iran yang disebutkan dalam laporan itu.

Badan tersebut bahkan meminta izin Teheran untuk bertemu dengan ilmuwan tersebut, yang kemudian ditolak. Beberapa pejabat Iran mengutarakan bahwa wawancara badan nuklir PBB dapat menyebabkan pembunuhan ilmuwan tersebut. Namun, pemerintah membantah klaim itu.

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/iran-isyaratkan-israel-di-balik-pembunuhan-ilmuwan-nuklir-di-teheran/2061208
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement