Selasa 01 Dec 2020 16:23 WIB

Kelompok JI Salahgunakan Kotak Amal untuk Kumpulkan Dana

Setidaknya, ada dua cara yang digunakan oleh JI.

Rep: Ali Mansur / Red: Agus Yulianto
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri mengungkap cara kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) dalam mengumpulkan dananuntuk melancarkan aksi terornya di Indonesia. Setidaknya, ada dua cara yang digunakan oleh JI, yaitu dari bisnis kolektif internal dan pendanaan dari luar. Hal ini disampaikan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono.

Menurut Awi, sumber dana diperoleh dari badan usaha yang dikelola oleh bidang pengelolaan aset dan pendanaan. Namun yang cukup mengejutkan adalah penyalahgunaan kotak amal. “Penyalahgunaan fungsi uang kotak amal dari sejumlah mini market yang berada di beberapa wilayah di Indonesia,” kata Awi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (30/11).

Kemudian, lanjut Awi, dari dana yang terkumpul digunakan untuk beberapa keperluan. Antaranya memasok bahan peledak yang dijadikan bom dalam setiap teror, juga digunakan untuk operasional pemberangkatan sejumlah teroris ke Suriah. Mereka di sana digembleng untuk pelatihan militer dan perencanaan taktik teror. "Serta digunakan untuk menggaji pimpinan markaziah JI,” tutur Awi. 

Namun, sejumlah tokoh penting JI sudah ditangkap pihak kepolisian. Penangkapan terakhir, adalah tersangka Upik Lawanga pada 23 November lalu di Provinsi Lampung. Upik dianggap sebagai penerus daripada Dr Azhari, oleh rekannya ia dijuluki sebagai ‘profesor’ karena memiliki kemampuan merakit bom berdaya ledak tinggi. 

Selain itu, menurut Awi, Upik diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror sejak 2004 di Sulawesi Tengah dengan total korban puluhan orang tewas dan luka-luka. Serangan paling mematikan juga pernah dilancarkan kelompok JI ini, yaitu tragedi 'Bom Bali' tanggal 12 Oktober 2002, 202 orang tewas dan 88 diantaranya adalah warga Australia. Kemudian juga ledakan bom di Hotel JW Maririot dan Hotel Ritz-Carlton pada teror 2009 silam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement