Senin 30 Nov 2020 17:10 WIB

Dokter Pribadi Maradona Mulai Diinvestigasi

Dugaan membunuh secara sengaja muncul.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Lorenzo Insigne dari Napoli meletakkan buket bunga di bawah foto Diego Armando Maradona yang diekspos di stadion San Paolo, Minggu, 29 November 2020, sebelum pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Napoli dan Roma, di Naples, Italia.
Foto: Alessandro Garofalo/LaPresse via AP
Lorenzo Insigne dari Napoli meletakkan buket bunga di bawah foto Diego Armando Maradona yang diekspos di stadion San Paolo, Minggu, 29 November 2020, sebelum pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Napoli dan Roma, di Naples, Italia.

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Kepolisian Argentina melakukan penggeledehan terhadap rumah dan klinik milik dokter pribadi Diego Maradona, Leopold Luque, pada Ahad (29/11) waktu setempat. Penggeledahan ini terkait kecurigaan adanya kelalaian yang dilakukan Luque, yang berujung pada kematian legenda timnas Argentina tersebut. Luque pun diduga melakukan pembunuhan secara tidak sengaja.

Maradona menghembuskan nafas terakhir di kediamannya, di Tigre, Buenos Aires, Rabu (26/11) malam WIB. Bintang timnas Argentina kala merengkuh titel Piala Dunia 1986 itu meninggal dunia dalam usia 60 tahun setelah mengalami serangan jantung. Namun, pada akhir pekan ini, pihak Kepolisian dan Kejaksaan Argentina memutuskan melakukan investigas terkait penyebab kematian Maradona.

Seperti dilansir AFP, investigasi ini dilakukan menyusul laporan dan pengakuan dari putri Maradona, Dalma, Gianinna, dan Janna, yang mengeluhkan soal perawatan sang ayah pascamenjalani operasi pembekuan darah di otak dan rehabilitasi kecanduan alkohol. 

Sebelumnya, Maradona memang diketahui telah menjalani serangkaian operasi untuk mengobati pembekuan darah di otak dan tengah melakoni terapi akibat kecanduan alkohol. Namun, dua pekan setelah kembali ke rumah, Maradona mengalami serangan jantung dan akhirnya meninggal dunia. Kecurigaan pun muncul terkait kelalaian dalam pemenuhan berbagai persyaratan medis saat Maradona melanjutkan perawatan kesehatannya di rumah.

Selama menjalani perawatan di rumah, Maradona dikabarkan tidak didampingi oleh perawat, yang siaga selama 24 jam. Pun dengan tidak adanya dokter ataupun ambulan, yang dilengkapi defbrilator, yang bisa segera diturunkan, terutama saat kondisi sang legenda sepak bola tersebut mengalami penurunan ataupun serangan jantung.

''Investigasi soal kematian Maradona terus berjalan sejak Jumat (27/11) waktu setempat. Setelah mendengarkan keterangan dari kerabat terdekat, kami memerlukan bukti tambahan. Karena itu, penting buat kami untuk melakukan penggeledahan di rumah dan kantor Dr Leopold Luque, selaku dokter pribadi Maradona,'' tulis keterangan resmi Kantor Kejaksaan Argentina seperti dilansir Eurosports, Senin (30/11).

Maradona meninggal dunia dalam usia 60 tahun. Mantan striker andalan Argentina itu mengalami serangan jantung di rumahnya di Tigre, Argentina, Rabu (25/11) waktu setempat. Dua pekan lalu, Maradona sempat menjalani operasi untuk menghilangkan gumpalan darah di otaknya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement