Senin 30 Nov 2020 09:10 WIB
Cerita Pengalaman Liputan Wartawan Republika

Amplop Wartawan dan Anggaran Fiktif Oknum Humas

Terkadang humas membuat anggaran fiktif untuk wartawan.

M Subroto, Jurnalist Republika
Foto:

Petugas humas kembali ke ruangan. Aku dan Bang Firman pura-pura mengetik. Terpikir olehku untuk mengisengi humas tersebut. Membuat kapok yang membuat kegiatan fiktif.

Aku tunggu saja dia bekerja. Tak lama kemudian dia mengeprint. Dibacanya hasil printnya. Lalu disobek-sobek menjadi bagian sangat kecil, dan dibuang di tong sampah di dekatnya. Jelas dia tak ingin ada orang lain membaca berkas itu. Rahasia sekali sepertinya.

Saat dia pergi, secepat kilat aku menguras isi tong sampah itu, memasukkan ke plastik, dan mengamankan di tas. Bersama Bang Firman aku membawa sampah itu ke kios foto copy.

Di tempat foto copy aku memilah potongan-potongan kecil itu agar menjadi utuh. Tak gampang menyatukan sobekan-sobekan tak beraturan itu. Hampir satu jam aku melakukan pekerjaan iseng itu. Bang Firman cuma melihat saja. Petugas foto copy terheran-heran melihat kelakuanku.

Pekerjaan tuntas. Aku berhasil menyusun dua lembar puzzle. Aku lem potongan-potongan kecil itu. Lalu aku foto copy sebanyak 20 lembar. Bang Firman kutunjukkan foto copy itu.

“Kacau ini. Nggak ada kegiatan seperti ini. Harus diberi pelajaran,” katanya dengan gayanya yang khas, geleng-geleng kepala.

Esoknya aku datang ke ruang wartawan pagi-pagi sekali. Diam-diam aku letakkan foto copy laporan humas itu di meja tempat wartawan biasa nongkrong.

Siangnya aku kembali ke ruang wartawan. Sejumlah wartawan berkumpul. Suasana riuh. Mereka membaca berkas foto copy itu. Ada yang memaki-maki. Ada menyumpah serapah. Aku dan Bang Firman pura-pura kaget saat membacanya. Padahal dalam hati aku tertawa geli.

Wartawan tidak terima dengan klaim humas yang mengada-ada dalam membuat kegiatan untuk wartawan, Mereka protes ke humas. Sejumlah wartawan langsung mendatangi ruang kepala humas. Kepala humas kelihatan bingung. Mukanya merah disodorkan berkas foto copy itu.

Aku tak mengikuti pertemuan itu. Kutinggalkan diskusi panas wartawan dan kepala humas itu dengan perasaan puas.

Tips menjaga hubungan dengan humas:

- Kenali humas di mana ditempatkan, dapatkan nomor kontak yang mudah dihubungi

- Jaga hubungan dengan baik, sebagai narasumber dan wartawan

- Berhubungan tidak hanya dengan kepala humas, tapi juga dengan anggota timnya

- Pahami otoritas humas setiap instansi, ada humas yang bisa bicara mewakili lembaga ada yang tidak

- Jika mendapatkan pers rilis dari humas, pastikan bahwa isinya sudah benar

- Tetap kritis terhadap semua infomasi yang diberikan humas.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement