Ahad 29 Nov 2020 15:49 WIB

Bayi di Singapura Dikabarkan Terlahir dengan Antibodi Covid

Sang ibu sempat terpapar Covid-19 Maret dan dirawat selama dua pekan.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Indira Rezkisari
Seorang bayi yang baru lahir di Singapura dilaporkan terlahir dengan antibodi Covid-19.
Foto: Pexels
Seorang bayi yang baru lahir di Singapura dilaporkan terlahir dengan antibodi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA — Bayi yang baru lahir di Singapura dilaporkan terlahir dengan antibodi Covid-19. Hal itu, terjadi setelah sang ibu, yang merupakan warga Singapura sempat terinfeksi Covid-19 pada Maret lalu saat tengah mengandung bayinya.

Berdasarkan penuturan sang ibu, Celine Ng-Chan, bayi yang lahir pada bulan ini, memang diinformasikan lahir dengan antibodi. Kelahiran sang bayi membuka petunjuk baru apakah infeksi dapat ditularkan pada janin saat ibu mengandung.

Baca Juga

"Dokter saya mencurigai saya telah mentransfer antibodi Covid-19 saya kepadanya selama kehamilan saya," kata Celine Ng-Chan mengutip Malay Mail, Ahad (29/11).

Namun demikian, dia dan National University Hospital (NUH) tidak segera menanggapi komentar tentang antibodi Covid-19 yang dimiliki bayi tersebut. Ng-Chan sempat sakit ringan karena terinfeksi Covid-19 Maret lalu. Dia dinyatakan sehat setelah mendapatkan perawatan dua setengah pekan di rumah sakit.

Mengenai risiko infeksi yang dialami ibu dan berefek ke kandungannya, WHO mengaku belum mengetahui hal tersebut. Terlebih, ketika ibu yang diklaim bisa menularkan virus covid-19 ke janin atau bayinya saat kehamilan dan masa persalinan.

Hingga saat ini, virus aktif tersebut juga belum pernah ditemukan pada sampel cairan di sekitar bayi dalam kandungan. Termasuk, pada ASI.

Sebelumnya, dokter di China sempat melaporkan deteksi dan penurunan antibodi Covid-19 dari waktu ke waktu pada bayi yang lahir dari wanita yang sempat terinfeksi Covid-19. Studi itu, telah diterbitkan Oktober lalu di jurnal Emerging Infectious Diseases. Hal tersebut juga ditegaskan oleh dokter dari New York-Presbyterian / Columbia University Irving Medical Center, yang melaporkan hal serupa pada waktu yang sama di JAMA Pediatrics. Menurutnya, penularan virus corona baru dari ibu ke bayi yang baru lahir, jarang terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement