Ahad 29 Nov 2020 15:09 WIB

Nelayan Lebak Selatan Panen Lobster

Lobster mutiara dihargai cukup mahal hingga Rp 1 juta per kilogram

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Warga menunjukkan lobster hasil tangkapan nelayan di pesisir Pantai Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Rabu (19/2/2020).
Foto: SYIFA YULINNAS/ANTARA FOTO
Warga menunjukkan lobster hasil tangkapan nelayan di pesisir Pantai Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Rabu (19/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK - Nelayan Lebak Selatan, Banten sejak sepekan terakhir ini panen udang lobster. Mereka meraup keuntungan dan dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat pesisir.

"Kita menangkap udang lobster selama tiga hari terakhir ini bisa bawa uang ke rumah Rp 3 juta, padahal biasanya hanya Rp 300 ribu," kata Sandi (35) seorang nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun Kabupaten Lebak, Sabtu.

Baca Juga

Memasuki musim panen udang lobster di pesisir Perairan Lebak Selatan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi nelayan. Para nelayan di kegelapan malam menyelam ke dasar laut di sekitar Pulau Tinjil untuk menangkap udang lobster.

Di sana udang lobster sangat mudah ditangkap setelah dilakukan pemasangan jebakan dengan perangkat jodang yang terbuat dari besi. Dalam perangkap jodang itu diberi umpan agar udang lobster masuk ke dalam perangkap tersebut.

"Kami sejak tiga hari itu dapat menangkap udang lobster sebanyak enam kilogram dengan penghasilan Rp 3 juta," katanya menjelaskan.

Menurut dia, dari enam kilogram lobster itu dibeli oleh pengepul Rp 1 juta per kilogram untuk lobster mutiara dan lima kilogram lobster pasir Rp 2 juta. Saat ini harga lobster pasir di tingkat pengepul Rp 400 ribu per kilogram.

Menurut Sandi, masa panen udang lobster bisa ditandai. Jika musim penghujan tiba maka populasi lobster melimpah. "Kami bersemangat dengan musim panen lobster bisa menghasilkan pendapatan hingga Rp 20-30 juta per bulan," terangnya.

Pernyataan senada juga diungkapkan Ahmad (50) seorang nelayan PPI Binuangeun Kabupaten Lebak. Dirinya kini fokus mencari udang lobster di sekitar Pulau Tinjil sampai Pulau Penaitan karena populasi di daerah itu melimpah jika musim hujan.

Saat ini, Ahmad bisa membawa uang ke rumah Rp 5 juta per tiga hari dari hasil mencari udang lobster itu. "Kami bisa menangkap lobster berkisar antara lima sampai delapan kilogram, padahal biasanya sebanyak tiga kilogram," katanya.

Permintaan udang lobster di tengah pandemi Covid-19 cukup tinggi, karena kualitas lobster dari Lebak masuk kategori terbaik dan diekspor melalui perusahaan dari Tangerang. Lobster mutiara dihargai cukup mahal hingga Rp 1 juta per kilogram, lobster pasir Rp 400 ribu per kilogram, dan lobster batu Rp 300 ribu per kilogram.

"Kami hari ini menampung lobster dari nelayan dengan transaksi pembelian hingga Rp 60 juta sebanyak 100 kilogram lobster. Jika tidak musim panen paling banyak sebanyak 15 kilogram," jelas Ahmad.

Kepala Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun Ahmad Hadi mengatakan selama ini kualitas udang lobster dari Lebak Selatan terbaik di dunia. Ini karena kondisi air laut sangat bagus dan tidak ada pencemaran lingkungan juga berhadapan dengan Samudera Hindia.

"Kami menerima laporan bahwa lobster dari Lebak Selatan juga dipasok ke Jakarta dan Tangerang hingga ekspor," katanya menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement