Ahad 29 Nov 2020 14:54 WIB

Olimpiade yang Tertunda Butuh Tambahan 1,9 Miliar Dolar AS

Hanya satu dari empat warga Jepang menginginkan Olimpiade terlaksana

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
 Staf dari Panitia Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 berdiri di depan lambang Olimpiade Tokyo 2020 selama tes penyaringan di Tokyo Big Sight, di Tokyo, Jepang, Rabu (21/10/2020).
Foto: EPA-EFE/KIMIMASA MAYAMA
Staf dari Panitia Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 berdiri di depan lambang Olimpiade Tokyo 2020 selama tes penyaringan di Tokyo Big Sight, di Tokyo, Jepang, Rabu (21/10/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Olimpiade Tokyo yang tertunda akibat virus corona mungkin membutuhkan tambahan biaya 1,9 miliar dolar AS dari anggaran semula 13 miliar dolar, naik 15 persen. Demikian kata satu laporan, Ahad.

Penyelenggara Olimpiade akan secara formal memutuskan kenaikan anggaran untuk Olimpiade paling cepat pada pertengahan Desember setelah berkomunikasi dengan pemerintah Jepang dan kota tuan rumah Tokyo, lapor Yomiuri Shimbun, mengutip sumber Olimpiade yang tidak disebutkan namanya.

Baca Juga

Olimpiade 2020 ditunda setahun karena penyebaran Covid-19 di seluruh dunia dan sekarang dijadwalkan akan dibuka pada 23 Juli 2021.

Namun penundaan itu telah menimbulkan banyak biaya baru. Biaya itu dari pemesanan ulang venue dan transportasi hingga mempertahankan staf panitia penyelenggara yang besar.

Dengan banyaknya negara mengalami infeksi gelombang kedua bahkan ketiga, muncul keraguan mengenai apakah event tersebut dapat diselenggarakan. Namun penyelenggara dan ofisial Olimpiade menekankan bahwa itu dapat dilaksanakan secara aman.

Tambahan 200 miliar yen (1,9 miliar dolar AS) pada biaya yang sebelum virus corona diperkirakan 1,35 triliun yen (13 miliar dolar AS) muncul meskipun penyelenggara pada bulan lalu memangkas 280 juta dolar AS. Pemangkasan dilakukan dengan memotong segalanya mulai dari staf hingga pembuatan kembang api tapi angka baru itu tidak termasuk biaya tindakan terkait virus corona, kata laporan tersebut.

Ofisial memperkirakan tindakan terkait virus akan dibayar oleh pemerintah Jepang, kata laporan itu. Rencana untuk Olimpiade yang lebih murah dan berbiaya lebih rendah diungkapkan pada September, dengan tiket gratis lebih sedikit, upacara penyambutan atlet dihapuskan, dan penghematan pada spanduk, maskot, serta makanan.

Laporan tersebut muncul setelah seorang pejabat senior pada Jumat mengatakan event uji coba Olimpiade Tokyo akan dilanjutkan pada Maret. Sedangkan keputusan mengenai kehadiran penonton akan dibuat pada musim semi.

Penyelenggara dan ofisial sedang mempertimbangkan daftar panjang kemungkinan tindakan pencegahan virus yang mereka harapkan akan dapat memungkinkan untuk menggelar Olimpiade, sekalipun vaksin belum tersedia.

Ketua Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach awal bulan ini mengatakan ia "sangat yakin" Olimpiade akan punya penonton. Namun antusiasme untuk Olimpiade tampaknya berkurang di Jepang.

Jajak pendapat selama musim panas mengungkap hanya satu dari empat warga Jepang menginginkan Olimpiade terlaksana. Sebagian besar mendukung penundaan lebih lanjut atau dibatalkan langsung. Ofisial dari penyelenggara Olimpiade Tokyo tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar, demikian AFP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement