Ahad 29 Nov 2020 08:37 WIB

Turki Mengutuk Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran

Pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran tersebut terjadi pada Jumat (27/11)

Rep: Mabruroh/ Red: Christiyaningsih
Ilmuwan kenamaan Iran, Mohsen Fakhrizadeh
Foto: EPA
Ilmuwan kenamaan Iran, Mohsen Fakhrizadeh

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kementerian Luar Negeri Turki pada Sabtu (28/11) mengecam pembunuhan keji yang dilakukan terhadap Mohsen Fakhrizadeh. Pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran tersebut terjadi pada Jumat (27/11).

"Kami menyesali bahwa ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh meninggal dunia akibat serangan senjata di Teheran. Kami mengutuk pembunuhan keji ini dan menyampaikan belasungkawa kami kepada pemerintah Iran dan keluarga almarhum," kata Kementerian Luar Negeri negara itu, dilansir Anadolu Agency, Ahad (29/11).

Baca Juga

Turki menentang semua jenis upaya mengganggu perdamaian dan ketenangan di wilayah tersebut, termasuk terorisme, terlepas dari pelakunya ataupun targetnya. "Dalam hal ini, kami berharap mereka yang melakukan aksi tersebut akan diungkap dan dimintai pertanggungjawaban di hadapan keadilan. Kami mengimbau semua pihak untuk bertindak dengan akal sehat dan menahan diri dan untuk menghindari upaya yang akan mengarah pada eskalasi di kawasan," lanjutnya.

Fakhrizadeh tengah memimpin penelitian dan inovasi di kementerian pertahanan. Pada Jumat lalu ia diserang di daerah Damavand dekat Teheran.

Penyerangan dilaporkan dilakukan dengan meledakkan mobilnya dan menebak Fakhrizadeh serta para pengawalnya. Mereka yang terluka dilarikan ke rumah sakit tempat Fakhrizadeh meninggal dunia akibat luka tembakan yang parah.

Presiden Iran Hassan Rouhani bergabung dengan para pejabat tinggi menuduh Israel dalang dari aksi membunuh ilmuwan nuklir itu. Ini adalah serangan yang membuat kobaran api ketegangan di wilayah tersebut semakin menyala.

Serangan itu menyulutkan kemarahan seluruh masyarakat Iran. Sekelompok besar pengunjuk rasa berkumpul di luar kantor Rouhani Jumat malam di Teheran dan menuntut pembalasan yang kuat. Pejabat Iran melihat adanya dugaan koordinasi antara Israel dan AS dalam serangan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement