Ahad 29 Nov 2020 05:43 WIB

Jangan Meremehkan dan Menertawakan Tanda Kiamat

Sepatutnya umat Islam tak menyepelekan, meremehkan, bahkan menertawakan tanda kiamat

Rep: Imas Damayanti/ Red: Esthi Maharani
Hari Kiamat (Ilustrasi)
Hari Kiamat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fungsi mengenal tanda-tanda kiamat bagi umat Islam adalah untuk semakin memperkokoh keimanan seseorang. Sebab mengenali dan percaya tanda-tanda kiamat merupakan bagian dari rukun iman, yakni beriman pada hari akhir. Hal itu seperti diungkapkan dalam buku Prediksi Akhir Zaman karya Muhammad Abduh Tuasikal.

Nabi bersabda: “An tu’mina billahi wa malaaikatihi wa kutubihi wa Rusulihi wal-yaumil-akhiri wa tu’mina bil-qadri khairihi wa syarrihi,”. Yang artinya: “(Yang dimaksud) iman itu adalah engkau beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat-Nya, beriman kepada kitab-kitab-Nya, beriman kepada Rasul-Nya, serta beriman pada hari akhir (kiamat) dan juga beriman pada takdir yang baik dan buruk,”.

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sayyidina Umar bin Khattab. Maka diharapkan, dengan semakin mengenal tanda-tanda kiamat maka seorang Muslim diharapkan dapat memperkokoh keimanannya. Mengenal tanda-tanda kiamat bukanlah bagian senda gurau atau wacana isapan jempol semata.

Dari sejumlah dalil yang dijabarkan, mengenali tanda-tanda kiamat merupakan bagian dari bentuk keimanan seorang Muslim. Maka alangkah baiknya bagi kita untuk mengenali tanda-tanda itu dan tetap mengencangkan keteguhan hati untuk percaya dan beribadah hanya kepada Allah SWT.

Kabar mengenai kiamat bahkan diabadikan di dalam Alquran yang kebenarannya tidaklah diragukan. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 2-3: “Dzalikal-kitaabu laa raiba fihi hudan lil-Muttaqiina, alladzina yu’minuna bil-gaibi,”. Yang artinya: “Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib,”.

Untuk itu maka sudah sepatutnya bagi umat Islam untuk tidak menyepelekan, meremehkan, bahkan menertawakan tanda-tanda kiamat yang terjadi yang dianggap sebagai lelucon. Umat Islam justru harus semakin mawas diri dari kelalaian, maksiat, hingga kebatilan. Dengan hadirnya tanda-tanda kiamat, sudah selayaknya bagi umat Islam untuk memerbanyak amal shaleh agar layak menghadap Illahi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement