Sabtu 28 Nov 2020 06:14 WIB

Museum London Visualisasi Mimpi Warga London Selama Pandemi

Tidur dan pola tidir adalah hal yang pertama bergeser selama pandemi Covid-19

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi mimpi.
Foto: Huffingtonpost
Ilustrasi mimpi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Proyek The Guardians of Sleep oleh Museum of London, bekerja sama dengan Museum of Dreams di Western University di Kanada, meminta warga London untuk berbagi mimpi yang mereka alami saat Covid-19 melanda dunia.

Foteini Aravani, kurator digital di Museum of London, mengatakan karya tersebut adalah bagian dari upaya museum untuk menceritakan kisah London melalui pandemi. "Tidur dan pola tidur kita, adalah salah satu hal pertama yang bergeser dan berubah, segera setelah lockdown terjadi," katanya dilansir di The Guardian, Jumat (27/11).

Baca Juga

"Yang ingin saya tangkap adalah pengalaman bahwa mungkin pandemi tidak hanya memengaruhi kehidupan sadar kita, tetapi juga alam bawah sadar kita, kehidupan mimpi kita." jelasnya.

Tim tersebut meminta warga London yang ingin membagikan mimpi pandemi mereka untuk menghubungi melalui email sebelum 15 Januari 2021, melalui [email protected], dengan wawancara diharapkan akan dilakukan pada bulan Februari melalui Zoom dalam format audio atau video.

"Secara historis dan tradisional, museum telah mengumpulkan mimpi, tetapi bukan sebagai pengalaman langsung, kebanyakan sebagai penggambaran dan visualisasi, lukisan dan gambar," papar Aravani.

Menurut Aravani, pihak museum ingin membuka koleksi kami untuk warga London dan memasukkan mimpi dengan kata-kata mereka sendiri dalam koleksi museum. Ini dinilai sedikit menantang definisi objek museum.

Proyek ini akan menangkap mimpi tanpa interpretasi atau analisis, tetapi kesaksian akan tersedia untuk penelitian. "Saya ingin suara para pemimpi ada dalam koleksi kami," kata Aravani.

Sementara itu, peneliti di seluruh dunia sedang mengerjakan proyek untuk mengetahui caranya Covid-19 memengaruhi pikiran orang saat mereka tidur. Dr Valdas Noreika, dosen psikologi di Queen Mary University of London, yang mengerjakan salah satu studi tersebut, menyambut baik proyek museum tersebut.

"Sudah ada bukti awal bahwa pandemi Covid mengubah pola tidur dan isi mimpi kita. Misalnya, orang melaporkan lebih banyak kata-kata marah dan sedih, dan sering disebut kontaminasi dan kebersihan dalam mimpi pandemi," jelas Dr Noreika.

Menurutnya, mimpi warga London yang dikumpulkan selama pandemi akan menjadi sumber informasi yang sangat berharga bagi sejarawan, ilmuwan, dan seniman di masa depan yang tertarik pada bagaimana pandemi tidak hanya memengaruhi pikiran saat kita bangun tetapi juga pengalaman terdalam kita mimpi dan mimpi buruk.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement