Jumat 27 Nov 2020 22:59 WIB

Komunitas Pecinta Gastronomi Indonesia Dukung Minuman Rempah

Kekhasan ragam minuman nusantara ini biasanya diracik dari rempah-rempah.

Temulawak menjadi salah satu bahan alami untuk meningkatkan daya tahan tubuh (Foto: ilustrasi rempah-rempah)
Foto: Flickr
Temulawak menjadi salah satu bahan alami untuk meningkatkan daya tahan tubuh (Foto: ilustrasi rempah-rempah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Pecinta Gastronomi Indonesia atau Indonesian Gastronomy Community (IGC) diresmikan pada 27 Maret 2020 lalu. Tak butuh waktu lama, komunitas non-profit pencinta makanan Indonesia ini, langsung menggelar banyak kegiatan. 

Setelah Selasa (17/11) yang lalu,  menyelenggarakan webinar 'Kisah Minuman Rempah Nusantara Di Panggung Dunia: Awareness Minuman Rempah sebagai Potensi Bangsa Indonesia dalam Pandemi Covid-19', mereka hari ini, Jumat (27/11) menyelenggarakan webinar lagi mengenai 'Rempah dan Minuman Rempah, Potensi Pasar di Asia Selatan.'

Kegiatan sebelumnya dihelat bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi - Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Odo R.M Manuhutu, dan Kinarya Anak Bangsa, dilaksanakan guna memperkenalkan minuman khas nusantara dan segala potensinya. 

"Nusantara selain kaya akan budaya, bahasa, suku bangsa, juga memiliki beragam jenis minuman khas dari berbagai suku bangsa, yang tersebar di seluruh penjuru nusantara," kata Ketua Umum IGC Ria Musiawan, Jumat (27/11). 

Kekhasan ragam minuman nusantara ini biasanya diracik dari rempah-rempah yang banyak tumbuh di suatu wilayah. Warisan leluhur ini hendaknya dilestarikan dengan mengikuti perkembangan jaman. Minuman rempah nusantara bisa dijadikan komoditas yang menggerakkan perekonomian bangsa. Sebab, tak semua bangsa atau negara di dunia memiliki minuman jenis ini dengan jumlah banyak. 

"Kita ingin mengingatkan kembali dan menggali ulang minuman rempah nusantara itu yang merupakan potensi bangsa Indonesia untuk menjadi pemain dunia," kata dia.

Turut menjadi narasumber dalam webinar, ahli pernaskahan nusantara dari Universitas Leiden, Belanda, Dr. Suryadi, MA. 

"Beliau menyampaikan sejarah bagaimana negara-negara lain  datang ke Indonesia tertarik untuk memperoleh hasil kekayaan nusantara," kata Wakil Direktur IGC Rosita YS Wibawa.

Juga berbicara dalam kesempatan itu, Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc, Dewan Pakar IGC sekaligus peneliti dan ahli gizi nutrisi. Serta pengusaha dan eksportir rempah, Anne Sri Arti. 

"Sementara Prof Saptawati Bardosono, beliau menyampaikan potensi, benefit serta kandungan-kandungan bermanfaat dari rempah-rempah tersebut, bahkan banyak dipergunakan secara empirik, sebagai minuman kesehatan," jelas Rosita. 

Tak berhenti, kegiatan serupa hari ini,  kembali digelar. Acara ini, mengambil tema 'Rempah dan Minuman Rempah, Potensi Pasar di Asia Selatan.'

Bicara dalam acara ini Kumara Jati dari Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Chennai Kementerian Perdagangan yg membawahi wilayah Asia Selatan, Adam Mulawarwan Tugio duta besar Indonesia di Pakistan, juga Anne Sri Arti pebisnis rempah. 

Acara ini didukung oleh UN Women yang menginisiasi We Learn, dan Kinarya Anak Bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement