Jumat 27 Nov 2020 22:00 WIB

Kemenparekraf: RI Fokus Kembalikan Kepercayaan Wisatawan

Kepercayaan wisatawan jadi langkah pemulihan sektor pariwisata

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja menyelesaikan pembuatan kain batik di Rumah Batik Komar, Jalan Cigadung Raya, Cigadung, Kota Bandung. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan, fokus pemerintah saat ini yakni mengembalikan kepercayaan masyarakat domestik dan internasional terhadap keamanan berwisata. Hal itu menjadi langkah penting untuk memulai pemulihan sektor pariwisata di masa pandemi Covid-19.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pekerja menyelesaikan pembuatan kain batik di Rumah Batik Komar, Jalan Cigadung Raya, Cigadung, Kota Bandung. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan, fokus pemerintah saat ini yakni mengembalikan kepercayaan masyarakat domestik dan internasional terhadap keamanan berwisata. Hal itu menjadi langkah penting untuk memulai pemulihan sektor pariwisata di masa pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan, fokus pemerintah saat ini yakni mengembalikan kepercayaan masyarakat domestik dan internasional terhadap keamanan berwisata. Hal itu menjadi langkah penting untuk memulai pemulihan sektor pariwisata di masa pandemi Covid-19.

"Prioritas kita adalah membuat wisatawan kembali percaya dan membantu pelaku usaha pariwisata untuk bisa bertahan hidup," kata Sekretaris Kemenparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani, dalam Global Tourism Forum, Recovery and Beyond Summit 2020, secara virtual, Jumat (27/11).

Adnyani mengatakan, Indonesia bersama negara-negara di dunia tentu harus bersama memikirkan dampak pandemi Covid-19 sekaligus solusi dari adanya restriksi di berbagai sektor secara global.

Fokus pada mengembalikam kepercayaan wisatawan saat ini amat penting. Pasalnya, pertimbangan utama sebelum calon wisatawan memilih destinasi adalah keamanan dan keselamatan diri di tempat yang ingin dituju. Dalam konteks pandemi, faktor kesehatan menjadi yang utama.

Pemerintah, kata Adnyani, juga telah menerbitkan protokol CHSE sebagai standar kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan di suati kawasan wisata dan ekonomi kreatif. Sebagai tindak lanjut, pemerintah juga melakukan sertifikasi CHSE dengan target 8.000 pelaku usaha pariwisata di tahun ini secara gratis.

Prioritas setelah bisa mengembalikan kepercaayaan turis, yakni memperkuat sumber daya pariwisata dalam negeri. "Ini termasuk di dalamnya mempersiapkan infrastruktur, kualitas produk ekonomi kreatif di tempat wisata, dan terus melakukan monitoring protokol CHSE," ujarnya.

Terlepas dari upaya dan rencana aksi yang sudah disiapkan, Adnyani mengatakan, yang jauh lebih penting adalah kerja sama antar kementerian dan lembaga pemerintah. Sebab, situasi dan kondisi yang dialami industri pariwisata tengah dalam masa krisis, oleh sebab itu, berbagai kebijakan harmonis yang bisa menjadi penyelematan industri harus diterbitkan.

Sementara itu, Presiden World Tourism Forum Institute, Bulut Bagci, menambahkan, setiap negara harus saling mendukung dalam langkah pemulihan sektor pariwisata. Senada dengan Adnyani, ia menegaskan, hal yang paling penting saat ini adalah keamanan kesehatan sehingga itu yang harus menjadi prioritas.

"Insya Allah sistem akan kembali seperti normal, untuk organisasi ini dan semuanya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement