Jumat 27 Nov 2020 20:01 WIB

90 Persen Pasien Covid-19 Alami Gangguan Pembekuan Darah

Koagulopati atau gangguan pembekuan darah bisa menyebabkan kematian.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Penyebaran Virus Corona.
Foto: MgIT03
Ilustrasi Penyebaran Virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak efek yang ditimbulkan ketika virus corona SARS-CoV2 menginfeksi tubuh manusia. Salah satunya termasuk gangguan pembekuan darah (koagulopati). Bahkan, 80-90 persen pasien Covid-19 mengalami koagulopati dan bisa menyebabkan kematian.

Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI Rumah Sakit Persahabatan Agus Dwi Susanto menjelaskan, virus corona baru ini paling banyak menempel di reseptor sel epitel pada napas, paru,  pembuluh darah, jantung, reseptor otak, ginjal, bahkan saluran cerna. Ketika virus itu menempel, bisa menyebabkan kerusakan jaringan melalui mekanisme inflamasi atau peradangan kronik.

Baca Juga

"Kemudian ketika virus menyebabkan gangguan epitel pada pembuluh darah akan menyebabkan koagulopati. Bahkan, data-data di berbagai rumah sakit center menunjukkan 80-90 persen pasien Covid-19 mengalami koagulopati," katanya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema Donor Darah Aman di Masa Pandemi, Jumat (27/11).

Jika virus menempel di paru bisa menyebabkan pneumonia yang mengakibatkan radang oksigen tidak bisa masuk. Ia menambahkan, kerusakan dan gangguan ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan risiko kematian.

Soal pembekuan darah ini juga bisa berakibat gawat. Volume darah setiap orang dewasa dalam tubuhnya sebanyak 5,5 sampai 6,5 liter yang terdiri dari 55 persen plasma dan sisanya 45 persen merupakan komponen sel seperti sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan sel lainnya.

"Fungsinya darah itu mengangkut oksigen yang kita gunakan sehari-hari," ujarnya.

Ia menjelaskan, saat seseorang menarik napas kemudian oksigen masuk dalam tubuh, memasuki pembuluh darah, kemudian di dalam darah, dan diikat hemoglobin yang akhirnya didistribusikan oleh tubuh. Sisa oksidasi dikeluarkan tubuh lewat pada saat mengeluarkan napas.

Selain itu, ia menyebutkan darah juga memiliki fungsi membawa nutrisi. Makanan yang dikonsumsi diserap masuk dalam darah, kemudian didistribusikan untuk metabolisme tubuh.

Sel-sel darah juga menjadi sel-sel kekebalan tubuh untuk melawan bakteri atau kuman yang masuk dalam tubuh. "Kita tahu sel darah putih sangat penting untuk di dalam sistem imunitas," katanya.

Kemudian, dia melanjutkan, darah juga berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, hingga mengantarkan hormon-hormon yang diproduksi berbagai kelenjar tubuh. Yang tidak kalah penting, ia menyebutkan dalam komponen darah trombosit untuk menyembuhkan luka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement