DPR Komisi X Nilai Kesiapan Sekolah Tatap Muka Masih Kurang

Sarana prasarana untuk menunjang proses belajar tatap muka harus dipastikan

Jumat , 27 Nov 2020, 19:50 WIB
 Siswa mengikuti kelas sambil mematuhi protokol kesehatan, (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Siswa mengikuti kelas sambil mematuhi protokol kesehatan, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kesiapan terkait dengan sekolah tatap muka merupakan salah satu hal yang menjadi konsentrasi Pemerintah Kota Tangerang Selatan saat ini. Hal itu turut menjadi perhatian DPR RI Komisi X.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi X DPR RI, Muhammad Nur Purnamasidi, mengungkapkan kesiapan sarana dan prasarana di lembaga pendidikan di Tangerang Selatan untuk melakukan sekolah tatap muka masih terbilang kurang. Hal itu mesti disikapi dengan sejumlah kesiapan yang lebih matang.

Baca Juga

"Tentang kesiapan sekolah tatap muka, dari hasil laporan secara umum tidak terlalu bermasalah. Tapi ada hal-hal yang saya lihat sama misalnya masih kurang sarana dan prasarana untuk pelaksanaan sekolah tatap muka," terang Muhammad saat melakukan kunjungan ke Puspemkot Tangsel, Jumat (27/11).

Muhammad menjelaskan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam menunjang proses pembelajaran tatap muka mesti benar-benar dipastikan siap oleh Pemkot Tangsel. Pasalnya, dibukanya kembali sekolah tatap muka diharapkan tidak menjadi klaster baru Covid-19.

"Karena memang kita tidak berharap itu menjadi klaster baru dari Covid. Masih ada masalah dan sesuatu yang harus dilakukan sebelum tatap muka dilakukan," tegasnya.

Dia mengungkapkan, hal itu juga melihat kesiapan dari masing-masing sekolah yang ada di Tangsel. Dia mencontohkan ketersediaan wastafel sebagai salah satu sarana yang dibutuhkan di tiap sekolah, bahkan di setiap kelas saat pembelajaran tatap muka dilakukan.

"Itu menyangkut kesiapan sekolah karena tidak semua sekolah memenuhi standar protokol kesehatan misalnya menyiapkan wastafel. Itu kan enggak murah sementara harus ada di setiap kelas. Lalu menyiapkan sabun, hand sanitizer," jelasnya.

Oleh karena itu, Muhammad mengatakan, perlunya dilakukan uji coba atau sampling dalam melakukan sekolah tatap muka. Hal itu, kata dia, merupakan upaya jalan tengah pihaknya dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) RI.

"Jalan tengahnya kami dengan menteri kita sampling mana yang sudah siap kita laksanakan dengan kata kunci yang terpenting ortunya mau. Kita coba agar menjadi contoh bagi yang lain," terangnya.

Dia menegaskan, upaya uji coba itu akan dilakukan sebelum Januari 2021 agar bisa menjadi bahan evaluasi ketika nantinya sekolah tatap muka benar-benar dimulai pada awal tahun depan.

"Kalau misalnya semua bersifat baik mungkin kita akan membuka lebih luas lagi. Kalau besok Januari kita lakukan semua itu khawatir ada klaster baru," ujarnya.

Muhammad melanjutkan, nantinya dalam pelaksanaannya, diharapkan pengawasan benar-benar dilakukan terhadap anak-anak didik di sekolah. Mulai dari Satgas Covid-19, Kepala Sekolah, Komite Sekolah hingga para orang tua.