Jumat 27 Nov 2020 14:36 WIB

Erick Thohir Dukung Pengembangan Pariwisata Superprioritas

Pemerintah akan terus memberikan insentif untuk pelaku usaha dan pariwisata.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan Kementerian BUMN mendukung pembangunan destinasi wisata prioritas.
Foto: Kementerian BUMN
Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan Kementerian BUMN mendukung pembangunan destinasi wisata prioritas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan Kementerian BUMN dan perusahaan-perusahaan pelat merah mendukung penuh percepatan pengembangan lima destinasi pariwisata super prioritas.

Erick mengatakan pariwisata di seluruh dunia menjadi sektor yang sangat terdampak pandemi Covid-19. Kendati begitu, ucap Erick, sejumlah negara sudah mulai membuka destinasi wisata untuk domestik dan internasional saat ini.

Baca Juga

"Untuk Indonesia sendiri, kami melihat, sebelum covid sendiri bahwa 90 persen (wisatawan) itu memang wisatawan lokal, dan hanya 10 persen wisatawan asing," ujar Erick saat rapat koordinasi nasional percepatan pengembangan lima destinasi pariwisata super prioritas di Jakarta, Jumat (27/11).

Hal ini yang membuat Kementerian BUMN ingin melakukan pemetaan ulang terkait keberpihakan pada pembangunan untuk wisatawan lokal. Namun begitu, Erick menekankan pentingnya tetap mengedepankan protokol kesehatan meski nantinya program vaksinasi sudah berjalan.

"Protokol kesehatan harus tetap dijalankan walaupun nanti kita sudah divaksin," ucap Erick.

Erick menambahkan pemerintah juga akan terus memberikan insentif untuk pelaku usaha dan pariwisata, termasuk UMKM pada tahun depan. Selain itu, Erick menilai pandemi saat ini menjadi momentum bagi dunia pariwisata untuk melakukan percepatan digitalisasi sistem.

"Suka tidak suka digitalisasi sistem ini tidak terhindarkan, lalu marketing kita harus berdasarkan kepercayaan yaitu salah satunya rasa aman karena tidak mungkin pada kondisi ini kita ingin bangun parawisata tapi tidak aman covid atau tidak aman dalam segi sosial," kata Erick menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement