Jumat 27 Nov 2020 11:22 WIB

Ma'ruf: Pemerintah dan Masyarakat Punya Harapan Besar ke MUI

Ma'ruf menitipkan tiga hal kepada MUI.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ani Nursalikah
Maruf: Pemerintah dan Masyarakat Punya Harapan Besar ke MUI. Wakil Presiden Maruf Amin saat sambutan dalam pembukaan Musyawarah Nasional ke-10 MUI Tahun 2020, Rabu (25/11).
Foto: KIP/Setwapres
Maruf: Pemerintah dan Masyarakat Punya Harapan Besar ke MUI. Wakil Presiden Maruf Amin saat sambutan dalam pembukaan Musyawarah Nasional ke-10 MUI Tahun 2020, Rabu (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus istiqamah dalam menjalankan perannya menjaga umat dan mitra Pemerintah. Hal itu disampaikan Ma'ruf mewakili pemerintah atas terpilihnya pimpinan dan pengurus MUI periode 2020-2025.

"Pemerintah dan masyarakat memiliki harapan besar kepada MUI untuk terus menjalankan perannya yang sangat vital, yaitu sebagai khadimul ummah atau pelayan umat sekaligus  sebagai shadiqul hukumah atau mitra pemerintah," ujar Ma'ruf saat menutup Musyawarah Nasional ke-10 MUI di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (27/11).

Baca Juga

Ma'ruf yang merupakan Ketua Umum MUI periode 2015-2020 mengatakan kunci keberhasilan dalam melaksanakan peran tersebut adalah konsistensi istiqamah pengurus MUI dalam menegakkan prinsip (mabda’) dan garis organisasi (khittah) yang telah menjadi tradisi para pengurus MUI dari masa ke masa. 

Ia menilai, selama kedua prinsip itu menjadi pedoman, maka kepercayaan masyarakat dan pemerintah akan terus terjaga. "Untuk itu saya berharap dan mendoakan agar pimpinan dan seluruh jajaran pengurus MUI periode 2020-2025 selalu istiqamah, termasuk saya yang ada di dalamnya," ujar Ma'ruf.

Ma'ruf menyampaikan, sebagai perwakilan pemerintah dan juga sebagai pimpinan MUI sebelumnya, menitipkan tiga hal kepada MUI. Pertama, Ma'ruf meminta agar MUI harus terus teguh dalam menjaga dan mendorong pengarus-utamaan Islam Wasathiyah.

Islam Wasathiyah yang dimaksud, yaitu cara berfikir, bersikap dan bertindak secara moderat (tawassuth), tidak berlebihan (ifrathi) dan tidak juga berlaku masa bodoh (tafrithi), tidak terlalu rigid (tasyaddudi) dan tidak terlalu longgar/permisif (tasahuli). "Komitmen untuk tetap menjadikan Islam Wasathiyah sebagai cara berfikir, bersikap, dan bertindak harus tetap menjadi pedoman dalam setiap kiprah MUI di masa yang akan datang," kata Ma'ruf.

Kedua, MUI harus terus melakukan upaya pembenahan dan perbaikan secara berkelanjutan. Hal ini diharapkan membuat MUI semakin lebih baik dalam menjalankan fungsinya, terutama fungsi sebagai pelayan umat (khadimul ummah) dan mitra pemerintah (shadiqul hukumah).

Ketiga, MUI juga terus mendukung dan mengawal pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. "Ini merupakan basis dan tumpuan kehidupan ekonomi sebagian besar umat dan telah menjadi bagian integral dari struktur perekonomian nasional," kata Ma'ruf.

Dalam kesempatan itu, Ma'ruf juga melakukan serah terima kepada Ketua Umum MUI terpilih KH Miftachul Akhyar. "Semoga sukses kepada pimpinan terpilih dan tetap amanah dalan menjalankan mandat yang telah diberikan, dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbil Alamin secara resmi Munas ke-10 MUI saya tutup," kata Ma'ruf.

Selain menetapkan formasi kepengurusan baru, Munas X MUI menghasilkan sejumlah keputusan antara lain di bidang fatwa, Munas memutuskan empat fatwa soal haji dan satu fatwa soal human diploid cell. Sementara itu untuk rekomendasi, Munas X MUI mengeluarkan Taujihat Jakarta merespons berbagai problematika dan dinamika mutakhir di tingkat nasional dan internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement