Jumat 27 Nov 2020 06:15 WIB

BPPTKG: Ada Tebing Sungai Berhulu di Merapi Rusak

Saat ini guguran masih berada di hulu sungai yang dekat dengan puncak Merapi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus Yulianto
Penambang menaikkan pasir ke dalam bak truk di aliran Kali Woro lereng Gunung Merapi, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (23/5).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Penambang menaikkan pasir ke dalam bak truk di aliran Kali Woro lereng Gunung Merapi, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut ada tebing atau tepi sungai yang berhulu di Gunung Merapi rusak. Hal ini diakibatkan adanya aktivitas penambangan pasir.

Perekayasa Ahli Madya BPPTKG, Dewi Sri Sayudi mengatakan, kerusakan tebing sungai akibat penambangan ini, sangat berpengaruh jika terjadi erupsi yang disertai dengan material banyak. Yang berpengaruh untuk lahar adalah pengrusakan tebing sungai. 

"Tadi kita lihat di alur Kali Woro penambangannya sudah merusak tebing sungai. Sungai-sungai lainnya, (salah satunya) Kali Gendol mudah-mudahan tidak ikut tebingnya dirusak," katanya usai monitoring Merapi dari udara, Kamis (26/11).

Namun, hingga saat ini, belum ada guguran material Merapi yang mencapai sungai bagian bawah Merapi. Artinya, guguran masih berada di hulu sungai yang dekat dengan puncak Merapi.

Selain itu, ia menyebut, sebagian besar morfologi sungai yang berhulu di Merapi juga cukup dalam dan lebar. Sehingga, jika terjadi erupsi masih mencukupi untuk menampung guguran material yang banyak.

"Morfologi sungai (berhulu di) Merapi itu semuanya, mulai dari (Sungai) Woro, Gendol, Opak, Kuning, Boyong dan juga (sungai) ke barat itu semuanya mempunyai tebing yang cukup dalam dan lebar," ujarnya.

Dikatakannya, sebagian besar aktivitas penambangan sudah dihentikan. Namun, masih ada penambangan yang dilakukan di beberapa titik, seperti di Kali Krasak.   

"Tadi terlihat di alur-alur sungai sebagian besar memang sudah berhenti (aktivitas penambangan). Tapi, pada alur Kali Krasak masih ada penambangan yang jaraknya dari puncak masih cukup dekat," ujarnya. 

Untuk itu, dia meminta agar aktivitas penambangan yang berhulu di Merapi untuk segera dihentikan. Mengingat aktivitas Merapi yang terus meningkat sejak ditetapkannya menjadi level III atau siaga pada 5 November 2020 lalu.

"Sesuai dengan rekomendasi kami yang disampaikan lewat peningkatan status siaga tanggal 5 November kemarin, penambangan sementara direkomendasikan untuk tidak dilakukan," tandasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement