Kamis 26 Nov 2020 16:34 WIB

Franco Baresi Akui Kehebatan dan Sportifitas Maradona

Baresi mengaku gemar melanggar Maradona.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Superstar sepak bola Argentina Diego Armando Maradona bersorak setelah tim Napoli meraih gelar liga utama Italia pertamanya di Naples, Italia, pada 10 Mei 1987. Diego Maradona telah meninggal. Pemain sepak bola hebat Argentina itu termasuk di antara para pemain terbaik yang pernah ada dan yang memimpin negaranya meraih gelar Piala Dunia 1986 sebelum kemudian berjuang dengan penggunaan kokain dan obesitas. Dia berusia 60 tahun.
Foto: AP Photo/Massimo Sambucetti
Superstar sepak bola Argentina Diego Armando Maradona bersorak setelah tim Napoli meraih gelar liga utama Italia pertamanya di Naples, Italia, pada 10 Mei 1987. Diego Maradona telah meninggal. Pemain sepak bola hebat Argentina itu termasuk di antara para pemain terbaik yang pernah ada dan yang memimpin negaranya meraih gelar Piala Dunia 1986 sebelum kemudian berjuang dengan penggunaan kokain dan obesitas. Dia berusia 60 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Legenda Italia Franco Baresi, menyebut Diego Maradona merupakan lawan yang paling sulit dikalahkan. Baresi merupakan salah satu bek terbaik dan simbol pertahanan AC Milan selama era 1990-an. Menurut Baresi, Maradona terus membuat pemain bertahan menderita karena sang maestro Argentina mencetak banyak gol.

Bahkan, ia mengaku kerap harus melanggar legenda Napoli tersebut. Meski demikian, lanjutnya, Maradona tak pernah protes karena dijatuhkan oleh lawannya. Pelatih tim junior Italia itu menyatakan, Maradona adalah sosok yang fair di lapangan, serta dicintai oleh rekan setimnya.

''Karena dia tidak membiarkan kebesarannya jadi semakin tinggi. Dan (juga dicintai) oleh orang-orang yang datang ke stadion untuk emosi yang diberikannya,'' kata Baresi, dikutip dari The guaardian, Kamis (26/11).

Kini, sang legenda itu telah pergi. Maradona mengalami serangan jantung di rumahnya, Rabu (25/11). Mantan pemain Napoli itu pun meninggal di usia 60 tahun. 

Maradona memang sempat bolak-balik ke rumah sakit, dan menjalani operasi pada September lalu. Saat itu Maradona didiagnosa mengalami Hematoma Subdural, yang menyebabkan kumpulan darah di permukaan otak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement