Rabu 25 Nov 2020 13:16 WIB

Bima: Anggaran GOR Pajajaran Dialihkan untuk RSUD Bogor

Alat-alat kesehatan untuk menunjang bangunan baru RSUD Bogor sudah siap.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Setelah mendapatkan berbagai masukan dari DPRD Kota Bogor, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tetap mengajukan dana bantuan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ke pemerintah pusat. Hanya saja, dalam pengajuan pinjaman terdapat beberapa perubahan.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menjelaskan, beberapa perubahan itu di antaranya adalah anggaran yang tadinya ditujukan untuk revitalisasi GOR Padjajaran akan dialihkan untuk pembangunan gedung baru di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, Jembatan Otista dan Pengembangan kawasan Suryakencana.

"Kami akan mengkaji ulang itu. Kami menerima dengan baik masukan dari dewan, saya koordinasikan memberi opsi usulan lain, seperti pembangunan gedung RSUD baru, jembatan Otista dan pengembangan kawasan Suryakencana," kata Bima Arya saat ditemui Republika.

Terkait pengajuannya, dia mengaku akan tetap mengajukan PEN ke pemerintah pusat sesuai tenggat waktu, yakni 27 November mendatang. Bima Arya juga memaparkan pinjaman yang diajukan tetap sebesar Rp 768 miliar dengan proses penggantian selama delapan tahun.

Direktur utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, Ilham Chaidir menanggapi akan dialihkannya anggaran PEN untuk pembangunan RSUD Kota Bogor. Sebelumnya, RSUD Kota Bogor sudah berencana untuk membangun bangunan baru sejak tahun lalu.

Ilham mengungkapkan, berdasarkan DED yang sudah sempat dibuat pembangunan gedung Blok 1 yang memiliki lima lantai, membutuhkan anggaran sebesar Rp 200 miliar.

"Kalau dilihat dari DED yang  sudah ada, anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 200 miliar, untuk pembangunan Blok 1 sekitar lima lantai. Tapi karena ada peluamg, kita sih pengennya tujuh lantai. Supaya ICCU kita jadi banyak, ICU banyak, jadi kebutuhan masyarakat kota bogor lebih terpenuhi," kata Ilham.

Ilham pun merincikan, jika nanti ada gedung baru yang dibangun, alat-alat kesehatan untuk menunjang bangunan baru itu sudah siap. Sebab, RSUD Kota Bogor sudah mendapatkan bantuan alat dari bantuan Provinsi Jawa Barat seperti MRI dan CT Scan.

"Sekarang pasang ring, bisa di RSUD. Nanti kita harapkan ke depan kebisaan kita untuk transplantasi ginjal juga bisa. Untuk nanti ada lagi yang kita pengenin lagi adalah untuk bisa bypass jantung segala macem. Sekarang kita sedang running untuk meningkatkan kualitas layanan," ungkap Ilham.

Sementara itu, untuk pembangunan jembatan Otista, berdasarkan DED yang sempat diajukan oleh Dinas PUPR Kota Bogor, anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 40 miliar. Dari total anggaran Rp 40 miliar, sekitar Rp 20 miliar di antaranya akan digunakan untuk pembebasan lahan.

Secara teknis, akan ada delapan bidang tanah yang harus dibebaskan. Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Chusnul Rozaqi menerangkan, lima bidang tanah ada di Kelurahan Baranangsiang dan tiga bidang tanah ada di Kelurahan Babakan Pasar.

"Kita sudah selesai appraisal, sekarang tinggal sosialisasi dan kesepakatan harga dengan warga," kata Chusnul. Dengan begini, rencana Pemkot Bogor pun tinggal menanti perhitungan pengembangan kawasan Suryakencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement