Rabu 25 Nov 2020 10:44 WIB

Banyak Warga Mesir tak Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan

Ketika pemerintah melonggarkan pembatasa, warga Mesir mulai tak disiplin

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Christiyaningsih
Seorang wanita yang mengenakan topeng pelindung berjalan di depan mural yang menggambarkan striker Liverpool Mesir Mohamed Salah di Kairo, Mesir. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE / MOHAMED HOSSAM
Seorang wanita yang mengenakan topeng pelindung berjalan di depan mural yang menggambarkan striker Liverpool Mesir Mohamed Salah di Kairo, Mesir. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Gelombang pertama Covid-19 Mesir mereda di musim panas lalu dan membuat pembatasan sosial secara bertahap dilonggarkan. Hingga kini populasi Mesir dengan lebih dari 100 juta tampaknya telah terhindar dari lonjakan infeksi yang terlihat di negara-negara Eropa.

Namun, sebenarnya infeksi ini hanya memberikan gambaran parsial karena pengujian PCR yang terbatas dan pengecualian hasil tes pribadi telah meningkat sedikit dalam beberapa hari terakhir menjadi sekitar 350 kasus setiap hari. Hal ini mendorong pemerintah untuk kembali menekankan pentingnya penggunaan masker dan jarak sosial.  

Baca Juga

“Ketika pemerintah membuka segalanya, orang-orang berhenti disiplin.  Semua orang menjadi ceroboh. Semua orang menyimpan topeng mereka di saku mereka, dan begitu polisi datang atau jika mereka berhenti di pos pemeriksaan, mereka memakainya," kata Alaa Adel, seorang warga Mesir berusia 26 tahun yang membeli masker di pusat kota Kairo dan lupa membawanya dari rumah dilansir Al Arabiya, Selasa (24/11).

Kementerian Kesehatan Mesir tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar tentang penegakan physical distancing dan tindakan perlindungan lainnya. Pada Maret lalu, bandara, hotel, mal, dan kafe ditutup, melumpuhkan sektor pariwisata dan perhotelan yang vital. 

Beberapa atauran seperti pembatasan jam buka dan kapasitas tetap berlaku. Mesir menanggapi dengan paket stimulus 100 miliar pound Mesir atau sekitar Rp 90 triliun untuk mendukung ekonominya.

Di sebuah kafe di lingkungan Moqattam Kairo, kapasitas pelanggan berada di tingkat normal, tetapi hanya sekitar setengah dari pelanggan yang memakai masker dan hampir tidak mengikuti aturan jarak fisik. “Orang miskin tidak peduli tentang hal-hal ini. Orang hidup dari hari ke hari," kata pemilik kafe Mohamed Sabry.

Terlepas dari ancaman denda 4.000 pound Mesir atau sekitar Rp 3 juta karena mengabaikan aturan, banyak warga di toko, kantor publik, bus, dan kereta metro masih tidak menerapkan protokol kesehatan.

“Orang harus lebih disiplin. Kebanyakan orang tidak memikirkannya,atau tidak mengerti betapa berbahayanya penyakit ini,” kata seorang pegawai negeri berusia 45 tahun, Mohamed Mahmoud. Dia adalah salah satu dari sedikit pelanggan yang mengenakan masker di sebuah kafe di pusat kota Kairo.

Hingga kini, Pemerintah Mesir telah mengonfirmasi total 111.955 kasus orang terkonfirmasi positif Covid-19 termasuk 6.508 yang meninggal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement