Selasa 24 Nov 2020 23:37 WIB

PM Israel Benjamin Netanyahu akan Segera Kunjungi Bahrain

Bahrain mengikuti jejak UEA yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

 Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: AP/Maya Alleruzzo/Pool AP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Selasa, ia akan segera mengunjungi Bahrain menyusul undangan dari Putra Mahkota negara teluk tersebut, Pangeran Salman al-Khalifa. Bahrain mengikuti langkah Uni Emirat Arab dalam menormalisasi hubungan dengan Israel dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Amerika Serikat.

Hal ini menandai penyelarasan strategis Timur Tengah melawan Iran. Pergeseran itu membuat geram rakyat Palestina yang menuntut status kenegaraan sebelum adanya pemulihan hubungan regional semacam itu.

Baca Juga

"Kami bersemangat untuk membawa buah perdamaian kepada masyarakat dan negara kami dalam waktu yang begitu singkat. Itulah sebabnya dia (al-Khalifa) mengundang saya untuk segera datang dalam kunjungan resmi di Bahrain dan saya akan dengan senang hati melakukan ini," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan terkait percakapan melalui telepon dengan putra mahkota itu.

Delegasi Bahrain pertama mengunjungi Israel pada Rabu lalu. Pada Senin, seorang pejabat Israel dan media lokal mengatakan Netanyahu telah secara diam-diam mengunjungi Arab Saudi untuk berbicara dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dalam apa yang akan menjadi kunjungan yang dikonfirmasi pertama oleh seorang pemimpin Israel.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud membantah adanya pembicaraan semacam itu. Netanyahu tidak menolak atau mengkonfirmasi laporan tersebut.

Sejak September, pemerintahanTrump telah menengahi kesepakatan dengan Bahrain, Uni Emirat Arab dan Sudan menuju normalisasi hubungan dengan Israel. Delegasi Israel berkunjung ke Sudan pada Senin.

Meski para pejabat Gedung Putih mengatakan lebih banyak negara mempertimbangkan normalisasi hubungan dengan Israel, perkembangan lebih lanjut tampak tidak mungkin sebelum Presiden terpilih Joe Biden menjabat pada 20 Januari.

Biden mengatakan dia akan kembali bergabung ke dalam kesepakatan nuklir yang ditandatangani oleh kekuatan-kekuatan dunia dengan Iran apabila negara tersebut terlebih dahulu melanjutkan ketaatan terhadap kesepakatan.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement