Selasa 24 Nov 2020 20:33 WIB

Tim Kemenko Perekonomian Tinjau Proyek PLTGU Jawa-1

Proyek yang berlokasi di Desa Cilamaya, Karawang ini beroperasi Desember 2021

PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) menerima kunjungan kerja Tim Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di lokasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa-1.
Foto: istimewa
PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) menerima kunjungan kerja Tim Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di lokasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa-1.

REPUBLIKA.CO.ID, CILAMAYA -- PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) menerima kunjungan kerja Tim Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di lokasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa-1.

Tim Kemenko Bidang Perekonomian yang diwakili oleh Asisten Deputi Utilitas dan Industri Manufaktur, Sunandar beserta staf bermaksud untuk meninjau kemajuan proyek PLTGU dengan kapasitas 1.760 mega watt (MW) tersebut. Proyek yang berlokasi di Desa Cilamaya, Karawang ini ditargetkan akan beroperasi pada Desember 2021. “Saya mengikuti perkembangan pekerjaan PLTGU ini sejak ground breaking, dan kami sangat mengapresiasi kinerja proyek yang telah menunjukkan kemajuan signifikan sampai dengan hari ini”, ujar Sunandar. 

Hingga saat ini kemajuan konstruksi pembangkit sudah berjalan sekitar 90 persen, sedangkan untuk konstruksi kapal Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) sudah mencapai progress 98,5 persen. Sesuai dengan target, Commercial Operation Date (COD) akan dilakukan pada Desember 2021. 

“Melihat progress yang ada, PPI masih sangat yakin dengan komitmen yang sama, yakni target COD di Desember 2021. Mohon doa dan dukungannya agar semua berjalan sesuai rencana,” ungkap Corporate Secretary PPI, Dicky Septriadi dalam sambutannya di hadapan Tim Kemenko Bidang Perekonomian. 

Dalam pelaksanaan kunjungan kerja tersebut diberlakukan protokol kesehatan yang sangat ketat dan diperlihatkan bagaimana pelaksanaan proyek juga dilangsungkan dengan mematuhi protokol Covid-19. Seperti wajib melakukan medical screening secara regular, menggunakan masker, disediakan tempat cuci tangan, dan menjaga jarak.

Hal tersebut demi menunjang kelangsungan kinerja proyek yang sesuai dengan target waktu yang diharapkan tanpa melupakan faktor kesehatan. “Pemberlakuan protokol kesehatan di sini sangat bagus dan dikelola secara ketat. Seperti contoh sejak datang, Saya wajib ke klinik untuk medical screening, lalu diwajibkan menggunakan masker dan perusahaan menyediakan fasilitas pendukung lainnya seperti hand sanitizer, wastafel cuci tangan, " kata Sunandar. 

Sebagai informasi, pelaksanaan proyek PLTGU Jawa-1 ini dilakukan melalui dua unit usaha yakni PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR). Adapun kepemilikan saham JSP dimiliki oleh konsorsium PPI (40 persen), Marubeni (40 persen), dan Sojitz (20 persen). Sedangkan saham JSR dimiliki oleh konsorsium PPI (26 persen), Marubeni (20 persen), Sojitz (10 persen), PT Humpuss Intermoda Transportasi (25 persen) dan Mitsui OSK Lines (MOL) 19 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement