Selasa 24 Nov 2020 20:17 WIB

Rencana Belajar Tatap Muka di Jakarta, Ini Jawaban Wagub DKI

Ariza mengatakan DKI tunggu angka, fakta, data kurva penyebaran covid-19.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ratna Puspita
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria
Foto: Republika/Flori Sidebang
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) mengatakan, hingga kini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih melakukan berbagai kajian terkait rencana pelaksanaan belajar tatap muka di sekolah pada Januari 2021. Salah satunya, memastikan kondisi Jakarta di tengah pandemi Covid-19.

"Sekalipun dimungkinkan dibuka (belajar tatap muka di sekolah), kami akan melihat situasi dan kondisi dan angka-angka, fakta-fakta dan data (penyebaran Covid-19) di DKI Jakarta. Kita masih menunggu angka, fakta, data kurva terkait penyebaran covid di wilayah DKI Jakarta," kata Ariza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (24/11).

Baca Juga

"Nanti kita akan koordinasikan, kita diskusikan dialogkan dengan semua pihak, pak gubernur akan ambil satu kebijakan yang baik bagi semuanya," lanjutnya.

Selain itu, Ariza mengatakan, ada berbagai fasilitas yang juga harus disiapkan masing-masing sekolah untuk mendukung penerapan protokol kesehatan Covid-19. Di antaranya, tempat cuci tangan, pengecekan suhu tubuh, hand sanitizer, pembagian jam sekolah atau shift, dan jaga jarak saat berada di dalam ruang kelas.

"Kemudian tidak kalah penting adalah kesiapan dari siswa itu sendiri termasuk juga izin dari para wali murid. Kalau wali murid tidak mengizinkan, maka dimungkinkan anak tersebut sekalipun sekolah dibuka, diperbolehkan untuk tidak itu dilakukan," jelasnya.

Di sisi lain, Ariza menuturkan, apabila nantinya pembelajaran tatap muka di sekolah resmi dilakukan maka jenjang pendidikan tertinggi yang akan memulainya lebih dulu. Jenjang-jenjang yang lebih rendah akan dibuka secara bertahap setelah ada keputusan lebih lanjut.

"Terkait jenjang, ada diatur dinas pendidikan, pada waktunya kita umumkan. Paling tidak yang bisa kami sampaikan ada tahapannya, mulai dari paling tinggi jenjang, seperti kuliah SMA dan seterusnya, secara bertahap jenjangnya dan dibagi ada protokol Covidnya," kata Ariza. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement