Selasa 24 Nov 2020 04:30 WIB

Vaksin Sputnik Diklaim Lebih Murah dari Pfizer dan Moderna

Dua dosis diperlukan per orang untuk vaksin Pfizer, Sputnik V, dan Moderna

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Pengembang vaksin Covid-19 Rusia, Sputnik V, mengeklaim harga vaksin mereka akan lebih murah dibandingkan Pfizer dan Moderna. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/SERGEI ILNITSKY
Pengembang vaksin Covid-19 Rusia, Sputnik V, mengeklaim harga vaksin mereka akan lebih murah dibandingkan Pfizer dan Moderna. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pengembang vaksin Covid-19 Rusia, Sputnik V, mengeklaim harga vaksin mereka akan lebih murah dibandingkan vaksin milik perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) yakni Pfizer dan Moderna.

"Menerjemahkan istilah farmasi: harga (vaksin) Pfizer yang diumumkan 19,50 dolar AS dan Moderna 25-37 dolar AS per dosis sebenarnya berarti harga mereka 39 dolar AS dan 50-74 dolar AS per orang. Dua dosis diperlukan per orang untuk vaksin Pfizer, Sputnik V, dan Moderna. Harga Sputnik V akan jauh lebih rendah," kata akun Twitter resmi Sputnik V, dikutip laman Sputnik, Ahad (22/11).

Baca Juga

The Russian Direct Investment Fund (RDIF), yakni badan yang berinvestasi dan mempromosikan vaksin Rusia di luar negeri, belum merilis keterangan resmi mengenai hal tersebut. "Harga Sputnik V akan diumumkan pekan depan," kata seorang juru bicara RDIF.

Pekan lalu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan terdapat puluhan negara yang telah menyatakan minat untuk membeli vaksin yang dikembangkan negaranya. Selain Sputnik V, Moskow pun mengembangkan kandidat vaksin lain yang bernama EpiVacCorona.

Belarusia telah mengumumkan akan memproduksi Sputnik V. Proses produksi akan dilakukan sebelum akhir tahun ini. Pemerintah Israel telah menyatakan minatnya mendatangkan Sputnik V.

"Sekitar satu jam yang lalu saya berbicara dengan Presiden Rusia Vladmir Putin mengenai kemungkinan membeli opsi untuk vaksin Sputnik V. Kami akan membahas ini dalam beberapa hari mendatang," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada awak media pada Senin (16/11).

Venezuela pun telah mengumumkan rencana untuk mendatangkan 10 juta dosis Sputnik V. "Kami memastikan bahwa kami menerima lebih dari 10 juta dosis vaksin pada trimester pertama tahun depan. Venezuela juga akan memproduksi vaksin Rusia di wilayahnya," kata Presiden Venezuela Nicolas Maduro dalam pidatonya pada Ahad (15/11), dikutip laman kantor berita Rusia TASS.

Turki juga berminat memproduksi Sputnik V di fasilitas domestik mereka. "Kepala Kementerian Kesehatan Turki menyatakan minatnya untuk mengatur produksi vaksin Sputnik V di fasilitas produsen farmasi Turki, setelah studi toksikologi telah dilakukan, sebagaimana ditetapkan oleh undang-undang setempat," kata Kementerian Kesehatan Rusia dalam sebuah pernyataan pada 11 November lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement