Senin 23 Nov 2020 13:24 WIB

Sektor Usaha Berpotensi Pacu Pemulihan Ekonomi

Sektor lain yang berpotensi tumbuh pada 2021 ialah konstruksi dan jasa keuangan.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Warga berjalan di jembatan penyebarangan orang (JPO) Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (14/10). Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengindentifikasi tiga sektor usaha berpotensi memacu pemulihan ekonomi tahun 2021. Pasalnya, pertumbuhan sektor ini jauh di atas rata-rata lima persen.
Foto: Aprillio Akbar/ANTARA
Warga berjalan di jembatan penyebarangan orang (JPO) Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (14/10). Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengindentifikasi tiga sektor usaha berpotensi memacu pemulihan ekonomi tahun 2021. Pasalnya, pertumbuhan sektor ini jauh di atas rata-rata lima persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengindentifikasi tiga sektor usaha berpotensi memacu pemulihan ekonomi tahun 2021. Pasalnya, pertumbuhan sektor ini jauh di atas rata-rata lima persen.

“Ketiganya adalah informasi dan komunikasi, jasa perusahaan dan jasa lainnya,” kata Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad dalam webinar Indef di Jakarta, Senin (23/11).

Baca Juga

Menurut dia, sektor usaha tersebut dapat tumbuh sendiri bahkan di tengah pandemi Covid-19 bahkan tanpa bantuan ekspansi fiskal dari pemerintah. “Saya kira tidak akan terlalu butuh sentuhan pemerintah tapi dia akan tetap dominan menjadi pusat atau menjadi proses yang cepat untuk ekonomi 2021,” imbuhnya.

Selain tiga sektor usaha tersebut, lanjut dia, ada sejumlah sektor lainnya yang berpotensi tumbuh pada 2021. Sektor-sektor tersebut di antaranya konstruksi, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan air, sampah, limbah dan daur ulang.

Tak hanya itu, lanjut dia, sektor lain yang perlu perhatian khusus di antaranya sektor pertambangan, industri pengolahan dan real estat yang kinerjanya masih rendah karena imbas pandemi Covid-19.

“Kita klasifikasi banyak sektor bisa maju sendiri dan sektor perlu sedikit insentif dan butuh perhatian khusus, ini yang saya kira memang manjadi perhatian 2021,” katanya.

Indef, lanjut dia, memproyeksi pertumbuhan ekonomi RI 2020 terjadi perbaikan yakni mencapai 3 persen dan tahun 2020 diproyeksi mencapai kontraksi 1,35 persen. Faktor pandemi Covid-19, kata dia, masih memberikan dampak kepada ekonomi 2021 yang tetap menahan belanja kelas menengah ke atas.

Dampaknya, kata dia, laju kredit perbankan diperkirakan hanya tumbuh 5-6 persen dari normalnya 9-10 persen. Selain itu, ketersediaan vaksin Covid-19 yang pada semester II 2021 diperkirakan baru berjalan dan didistribusikan secara terbatas juga mempengaruhi ekonomi RI.

“Permintaan belum normal, dampaknya bahwa proses pertumbuhan ekonomi masih tertahan,” ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement