Senin 23 Nov 2020 12:38 WIB

Paus Biru Muncul di Georgia Setelah Sembunyi 50 Tahun

Ilmuwan mengumpulkan 58 penampakan paus biru.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Para peneliti menggunakan teknologi solar terbaru untuk menemukan sekelompok besar paus biru. ilustrasi
Foto: University of Tasmania
Para peneliti menggunakan teknologi solar terbaru untuk menemukan sekelompok besar paus biru. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah hampir tidak tampak selama lebih dari setengah abad, paus biru Antartika kembali ke perairan di sekitar pulau Georgia Selatan di Atlantik. Tim internasional yang dipimpin oleh Susannah Calderan dari Asosiasi Ilmu Kelautan Skotlandia (SAMS) telah mengumpulkan 58 penampakan paus biru.

Salah satu tragedi besar di abad ke-19 sampai ke-20 adalah hampir punahnya populasi paus biru di seluruh samudra dunia. Dulu, perburuan paus biru bergitu marak. Penemuan peluncuran uap dan senjata tombak menangkap sekitar 382.595 paus biru. Paus biru adalah makhluk terbesar yang pernah menghuni Bumi.

Baca Juga

Pada 1967 Komisi Perburuan Paus Internasional melarang perburuan paus biru. Pada saat itu, jumlah mereka menyusut menjadi antara 10.000 dan 25.000. Di wilayah sekitar wilayah Inggris di Georgia Selatan, populasi paus biru lokal hampir punah. Hanya satu penampakan antara tahun 1998 dan 2018.

Survei yang dilakukan tahun ini menunjukkan paus biru kembali lagi. Selain mencari paus secara langsung, penelitian ini juga menggunakan perangkat pendengar untuk mendeteksi sinyal akustik dari panggilan paus frekuensi rendah yang dapat mereka kirimkan dalam jarak jauh.

Selain itu, tim mengumpulkan laporan penampakan dari pelaut dan penumpang kapal wisata. Foto-foto juga dipelajari, menghasilkan identifikasi foto 41 paus biru yang diambil fotonya antara 2011 dan 2020. Walau demikian, tidak ada yang cocok dengan 417 paus biru dalam katalog fotografi paus biru Antartika.

"Absennya paus biru terus menerus di Georgia Selatan telah dilihat sebagai contoh ikonik dari populasi yang dieksploitasi secara lokal di luar titik di mana ia dapat pulih," kata Calderan dilansir dari New Atlas pada Senin (23/11).

Selama beberapa tahun terakhir, Calderan dan timnya telah bekerja di Georgia Selatan. Ia sangat optimis tentang kehadiran paus biru yang terlihat dan terdengar di sekitar pulau, yang belum terjadi hingga baru-baru ini.

"Tahun ini sangat menarik, dengan lebih banyak penampakan paus biru daripada yang bisa kami harapkan. Kami tidak begitu tahu mengapa paus biru butuh waktu lama untuk kembali. Mungkin begitu banyak dari mereka yang terbunuh di Georgia Selatan sehingga ada hilangnya ingatan budaya dalam populasi bahwa daerah itu adalah tempat mencari makan," ujar Calderan.

Penelitian ini dipublikasikan di Endangered Species Research.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement