Senin 23 Nov 2020 11:38 WIB

UNESCO Ajak Arsitek Internasional Bangun Masjid Al-Nouri

UNESCO mengundang arsitek di seluruh dunia bangun kembali Masjid Al-Nouri

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
UNESCO
Foto: [ist]
UNESCO

IHRAM.CO.ID, MOSUL -- Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) mengundang arsitek bertalenta di seluruh dunia untuk berpartisipasi dalam Kompetisi Arsitektur Internasional eksklusif rekonstruksi dan rehabilitasi Kompleks Masjid Al-Nouri di Kota Mosul, Irak. Kegiatan tersebut didanai oleh Uni Emirat Arab (UEA).

Inisiatif "Bangkitkan semangat Mosul" merupakan sebuah kesempatan unik untuk mengubah kehidupan masyarakat Mosul. Tak hanya itu, program tersebut membantu masyarakat membangun kembali kota mereka setelah pendudukan Daesh.

Kompetisi ini membutuhkan desain konseptual yang mencakup konservasi struktur aula sholat dan integrasinya ke dalam gedung-gedung baru. Rehabilitasi beberapa bangunan bersejarah dan integrasi ke dalam desain baru juga diperlukan, termasuk desain lansekap seluruh situs.

Dengan menciptakan ruang baru yang didedikasikan untuk masyarakat, dengan fungsi pendidikan, kegiatan sosial dan budaya, proyek ini membayangkan sebuah ruang yang bisa digunakan untuk melayani masyarakat dengan cara yang melampaui fungsi utama keagamaan.

 

Kompetisi ini dibuka pada 16 November. Akan ada panggilan terbuka untuk proposal berdasarkan pengajuan desain anonim yang dibuka hingga 26 Maret 2021. Pemenang akan diumumkan musim semi mendatang.

Juri internasional yang bergabung dalam kompetisi ini terdiri dari sembilan anggota dan dua anggota pengganti akan memilih pemenang desainer dan empat runner-up. Juri dan anggota pengganti, sesuai abjad, adalah: Howayda Al-Harithy (Arab Saudi), Ahmed Yousef Al-Omari (Iraq), Raya Ani (Iraq),), Xavier Casanovas ( Spanyol), Amel Chabbi, (Uni Emirat Arab), Shahira Fahmy (Mesir), Dominique Perrault (Prancis), Wang Shu, (China), Marina Tabassum (Bangladesh), Shadia Touqan, (Palestina), Jerzy Uścinowicz (Polandia).

Kampanye dengan jangkauan seluruh dunia ini diharap dapat mengundang arsitek, insinyur maupun mahasiswa dari seluruh dunia untuk mengajukan proposal desain Kompleks Masjid Al-Nouri. Di sisi lain, UNESCO menilai penting untuk mendorong rakyat Irak berpartisipasi dalam pembuatan sejarah dan rekonstruksi mereka sendiri.

"Rekonstruksi dan rehabilitasi kompleks bersejarah yang penting ini mengirimkan sinyal kuat tentang ketahanan dan harapan, sebagai langkah pertama menuju kohesi sosial dan rekonsiliasi di Irak pasca-konflik," kata Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, dilansir di Iraq-Businessnews, Senin (23/11).

Situs dan monumen bersejarah adalah simbol kuat kepemilikan, komunitas, dan identitas suatu bangsa. Ia menyebut proses rehabilitasi yang dilakukan akan memudahkan umat Islam memulihkan ingatan tentang kota mereka yang hidup dan sedang berkembang.

Sejak dibangun pada paruh kedua abad XII, kompleks Al-Nouri telah menjadi situs inti dalam kehidupan dan perkembangan kota Mosul.

Menteri Kebudayaan Irak, Hasan Nadhem, menyebut peluncuran kompetisi arsitektur ini merupakan kesempatan bagi talenta dunia untuk berpartisipasi membangun kembali Masjid Al-Nouri dan menara Al Hadba.

"Artinya, ini upaya mengembalikan rasa hormat terhadap warisan Irak dan lebih khusus lagi, warisan Mosul. Ini tentang membangun kembali ingatan rakyat dan memulihkan kerusakan yang ditinggalkan Da'esh," kata dia.

Menteri Kebudayaan dan Pemuda UEA, Noura binti Mohammed Al Kaabi, mengatakan Kompetisi Proyek Desain Arsitektur Internasional untuk desain Kompleks Masjid Al Nouri lahir dari keyakinan kuat bahwa proyek penting ini harus memastikan partisipasi masyarakat yang lebih luas.

"Masjid Al Nouri dan menara Al Hadba yang megah mewujudkan esensi peradaban Mosul dan Irak. Sebagai saksi kekayaan sejarah Mosul, tempat peribadatan ini merepresentasikan nilai dan prinsip yang mendefinisikan kita sebagai manusia," ujarnya.

Sementara itu, Presiden Sunni Waqf Irak Saad Kambash, mengatakan membangun kembali Masjid Al-Nouri dan menaranya lebih dari sekadar membangun kembali bangunan batu tersebut. Kompleks tersebut menyimpan cerita orang-orang yang menentang kematian untuk memberi ruang bagi harapan dan membiarkan umat manusia terus hidup.

Di luar restorasi dan rekonstruksi bangunan bersejarah, beberapa inisiatif yang juga harus diperhatikan adalah, rehabilitasi jalinan sejarah Kota Tua Mosul, kebangkitan kehidupan budaya kota, serta memperkuat sistem pendidikan dan memastikan pendidikan berkualitas untuk semua pihak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement