Sabtu 21 Nov 2020 13:23 WIB

Legislator Imbau Wapres Tunda Pertemuan dengan Rizieq Shihab

Wapres dinilai tidak perlu menemui Rizieq dulu karena kurang pas situasinya

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Esthi Maharani
Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR  Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin mengomentari terkait rencana bertemunya Wakil Presiden (wapres) Ma'ruf Amin dengan pimpinan ormas Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Ia menyarankan agar sebaiknya Wapres menunda rencana pertemuan tersebut  

"Rencana Wapres Ma'ruf Amin meski baru dari pernyataan juru bicaranya untuk menemui Rizieq Shihab baiknya ditunda. Wapres tidak perlu menemui Rizieq dulu karena kurang pas situasinya," kata Hasanuddin dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Sabtu (21/11).

Politikus PDI Perjuangan itu mengatakan agar sebaiknya persoalan Rizieq Shihab dan FPI diserahkan dulu ke penegak hukum dalam hal ini aparat kepolisian. Ia meyakini bahwa Rizieq Shihab akan kooperatif dan akan menghadapi persoalan hukumnya dengan baik.

"Baiknya diselesaikan oleh aparat dibawah saja dulu. Ini kan soal hukum yang harus ditegakkan. Serahkan saja kepada aparat dibawah. Lagipula apa yang mau dibahas, kalau islah, islah soal apa? Kalau mau rekonsiliasi, rekonsiliasi soal apa?" ujarnya.

Ia menambahkan, selama ini Rizieq Shihab juga tidak pernah ada niatan bertemu dengan Wapres.

"Lah ya Rizieq Shihab juga  belum tentu mau ketemu Wapres, kan ngeman-ngemani (menyayangkan) kalau Wapres yang berinisiatif bertemu," tandasnya.

Sebelumnya Wapres Ma’ruf Amin menyambut baik gagasan pertemuan dengan pimpinan ormas Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Demikian disampaikan Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi, Jumat.

“Terhadap gagasan pertemuan itu ya Wapres tidak ada masalah. Wapres welcome, artinya itu hal yang bisa dilakukan selama membawa kebaikan bagi bangsa dan negara,” kata Masduki dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement