Jumat 20 Nov 2020 14:21 WIB

Sleman Siapkan 12 Barak Pengungsian Bagi Warga Merapi

Barak pengungsian siap digunakan warga.

Sleman Siapkan 12 Barak Pengungsian Bagi Warga Merapi. Seorang anak bermain dengan latar belakang Gunung Merapi di kawasan Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (18/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada Rabu (18/11) pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB Gunung Merapi mengalami 16 kali guguran serta 7 kali gempa vulkanik dangkal.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Sleman Siapkan 12 Barak Pengungsian Bagi Warga Merapi. Seorang anak bermain dengan latar belakang Gunung Merapi di kawasan Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (18/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada Rabu (18/11) pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB Gunung Merapi mengalami 16 kali guguran serta 7 kali gempa vulkanik dangkal.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menyiapkan 12 barak pengungsian yang berada 10 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

"Saat ini 12 barak pengungsian sudah siap digunakan, sehingga jika ada peningkatan aktivitas Merapi dan BPPTKG memberikan rekomendasi warga harus mengungsi, semua sudah siap," kata Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Kabupaten Sleman Joko Lelono, Jumat (20/11).

Baca Juga

Barak pengungsian yang sudah disiapkan, antara lain Barak Gayam, Barak Kiaran, Barak Plosokerep, Barak Purwobinangun, Barak Girikerto, Barak Pondokrejo, Barak Umbulmartani, dan Barak Tirtomartani. Pengungsian warga yang tinggal di dalam kawasan rawan bencana erupsi Gunung Merapi akan dilakukan setelah ada instruksi dari Kepala Pelaksana BPBD Sleman.

Instruksi tersebut berdasarkan rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). "Perintah pengungsian satu komando oleh Kalak (Kepala Pelaksana) BPBD atas rekomendasi dari BPPTKG. Saat ini warga yang sudah diungsikan merupakan kelompok rentan dari wilayah yang rawan bencana erupsi sesuai rekomendasi," katanya.

Ia mengatakan BPBD sudah punya data warga kawasan rawan bencana erupsi Merapi atau KRB III Merapi. "Data ini merupakan hasil survei langsung di lapangan, mulai dari wilayah barat hingga timur. Seperti di Turgo sudah ada, Ngandong juga sudah ada. Sedangkan untuk wilayah Kaliurang, kami belum melakukan pendataan karena kesulitan jejaring yang di sana," kata Joko.

"Nanti jika status naik menjadi awas, kami akan koordinasi dengan yang lain, akan kami fokuskan ke apa yang direkomendasikan BPPTKG," katanya.

Menurut dia, BPBD juga sudah menyiapkan relawan dan warga untuk melakukan pengungsian jika aktivitas Gunung Merapi meningkat. "Kesiapsiagaan kami rasa saat ini sudah siap. Termasuk nanti jika wilayah rawan diperluas, apabila terjadi letusan, teman-teman relawan di bawah juga sudah siap. Namun, nanti diupayakan sebelum status Merapi naik menjadi awas, semua sudah diungsikan," katanya.

Joko menambahkan perangkat dalam sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) bencana semuanya dalam kondisi baik. "Ada satu sensor angin, curah hujan, kelembaban, dan khusus Merapi ada 35 EWS di sepanjang Sungai Gendol yakni di Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, Srunen, Banjarsari, Bronnggang, Morangan dan Ngerdi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement