REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa Pandemi Covid-19 dinilai menjadi peluang bagi masyarakat untuk melakukan segala kegiatan bekerja, beribadah, dan belajar di rumah. Adanya kesempatan work from home (WFH) bisa dimanfaatkan untuk belajar berbahasa Inggris di rumah dengan menggunakan platform daring serta mempraktikannya dalam aktivitas sehari-hari.
EF Executive Vice President for Academic Affairs Christopher McCormick mengatakan, berdasarkan EF English Proficiency Index (EF EPI), kecakapan berbahasa Inggris masyarakat Indonesia masih berada di urutan 74 dari 100 negara.
EF EPI edisi 2020 menganalisis data 2,2 juta orang bukan penutur asli bahasa Inggris dari 100 negara dan wilayah. Dalam penelitian tersebut, Belanda tetap menduduki posisi pertama, sedangkan Denmark dan Finlandia menyusul di posisi kedua dan ketiga.
“Melalui potensi dan peluang itu, Indonesia bisa lebih meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi berbahasa Inggris," katanya dalam siaran pers, Kamis (19/11).
Dari penelitian tersebut juga terungkap bahwa di seluruh dunia orang-orang berusia 26 hingga 30 tahun memiliki kecakapan bahasa Inggris tertinggi. Namun, orang dewasa yang berusia di atas 40 tahun memperoleh nilai lebih baik dibandingkan orang-orang berusia 18 hingga 20 tahun. Hal ini menegaskan peran universitas dan tempat bekerja dalam mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris.
“Walaupun 2020 dapat dianggap sebagai tahun yang penuh tantangan, situasi ini juga menyoroti pentingnya komunikasi yang jelas dan kerja sama lintas batas. Sebagai bahasa pengantar global, Bahasa Inggris menyatukan manusia dari berbagai negara dan EF EPI memuat wawasan berharga bagi para pembuat kebijakan,” ucapnya.