Kamis 19 Nov 2020 13:37 WIB

Edhy Prabowo: Produktivitas Tambak Udang RI Masih Rendah

Per tahun 2019, produksi udang Indonesia masih di bawah 1 juta ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Udang tambak
Foto: IPB
Udang tambak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menyinggung masih renahnya produktivitas tambak udang di Indonesia. Ia mengatakan, hal itu salah satunya akibat intervensi teknologi terhadap budidaya udang masih lemah.

"Banyak masyarakat yang punya tambak udang lebih dari dua hektare di luar Jawa. Tapi, rata-rata produktivitas tidak lebih dari 1 ton," kata Edhy dalam Jakarta Food Security Summit, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang digelar secara virtual, Kamis (19/11).

Baca Juga

Ia mengatakan, pemerintah ingin agar produktivitas udang bisa dinaikkan. Hal itu lebih bermanfaat karena penggunaan lahan dapat lebih kecil namun dengan produksi yang lebih besar.

"Bagaimana kalau ditingkatkan sedikit jadi 4 ton per 1.000 meter persegi? Hasilnya dikali Rp 60 ribu (harga udang), itulah penghasilan yang bisa diambil selama 3,5 bulan," kata Edhy menambahkan.

Edhy menuturkan, di masa sebelumnya, banyak para kalangan industri berhenti untuk berinvestasi di sektor perikanan budidaya  seperti tambah udang. Itu karena kebijakan yang selalu bertentangan antara keberlanjutan lingkungan dengan kemakmuran masyarakat.

Seharunya, kata Edhy, dua hal itu tidak dipertentangkan dan diatur dengan baik agar sama-sama berjalan. Sebab, jika terus terjadi konflik, sulit bagi pemerintah untuk memajukan sektor perikanan budidaya.

"Misal, kalau kita bisa intervensi, satu hektare saja dibagi lima orang, masing-masing 2.000 meter persegi, saya jamin produktivitas bisa dinaikkan bahkan sama dengan tambak 10 hektare yang tanpa intensifikasi," kata Edhy.

Sektor perikanan budidaya khususnya udang juga memiliki pangsa pasar yang besar untuk kebutuhan ekspor. Edhy mengatakan, kebutuhan dunia akan udang saat ini mencapai 13 juta ton. Sementara, per tahun 2019, produksi udang masih di bawah 1 juta ton atau menduduki posisi ketujuh di bawah India.

Padahal, kata dia, Indonesia dahulu dikenal sebagai negara penghasil udang terbesar dengan komoditas udang windu dan galah yang dikenal pasar dunia. "Mengembangkan udang tidak sulit, budidayanya tidak sulit, ahlinya ada. Hanya masalahnya sekarang kita siap atau tidak? KKP mendorong ada investasi untuk budidaya udang dan kita sangat terbuka," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement