Kamis 19 Nov 2020 11:44 WIB

Ribuan Masjid di Uighur Dibongkar? Ini Klarifikasi China

China Klarifikasi tudingan ribuan masjid di Uighur dibongkar.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Ribuan Masjid di Uighur Dibongkar? Ini Klarifikasi China. Foto ilustrasi: Masjid di Uighur
Foto: Uttiek M Panji Astuti
Ribuan Masjid di Uighur Dibongkar? Ini Klarifikasi China. Foto ilustrasi: Masjid di Uighur

REPUBLIKA.CO.ID,XINJIANG – China mengklaim tak melakukan pembongkaran masjid dan sejumlah situs keagamaan di Xinjiang berdasarkan informasi dan pertanyaan yang dilontarkan media.

"Sangat tidak benar untuk mengatakan bahwa ribuan masjid dan situs keagamaan lainnya di Daerah Otonomi Xinjiang Uighur, China Barat Laut, telah dihancurkan atau ditutup secara permanen," kata pejabat senior Cina, di Xinjiang, seperti dilansir di Global Times, Kamis (19/10).

Baca Juga

Pemerintah Xinjiang, kata dia, tidak pernah menghancurkan atau merobohkan secara paksa situs keagamaan. Sebaliknya, dia mengklaim telah diambil serangkaian tindakan untuk melindungi umat beragama. Juru Bicara kantor Informasi Pemerintah Daerah Xinjiang Elijan Anayit menyatakan bahwa situs keagamaan dalam penggunaan normal.

Elijan menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh Bloomberg yang menghadiri konferensi pers melalui tautan video, pada Rabu (18/11). Menanggapi pertanyaan Bloomberg tentang jumlah orang di pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan Xinjiang setiap tahun dari 2017 hingga 2020, Elijan mengatakan bahwa jumlah peserta pelatihan di pusat pelatihan itu dinamis.

Pada tanggal 9 Desember 2019, konferensi pers tentang perkembangan stabil Xinjiang mengumumkan bahwa semua peserta pelatihan untuk bahasa dan kata-kata universal nasional, pengetahuan hukum, teknik kejuruan dan de-ekstremitas telah menyelesaikan studi mereka, memperoleh pekerjaan yang stabil dan menikmati kehidupan normal. kehidupan.

Sistem Penyiaran Tokyo dari Jepang mengajukan pertanyaan tentang proposal beberapa pejabat Uni Eropa untuk penyelidikan independen ke Xinjiang. Elijan mengatakan bahwa Xinjiang adalah tempat terbuka dan wilayah tersebut telah menerima lebih dari 1.000 pejabat asing dari 100 negara dan wilayah.

"Kami menyambut teman-teman dari seluruh dunia, termasuk pejabat Uni Eropa untuk mengunjungi Xinjiang. Tapi kami menentang penyelidikan apa pun berdasarkan anggapan bersalah dan terhadap siapa pun yang melihat Xinjiang melalui lensa bias," kata juru bicara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement