Kamis 19 Nov 2020 07:24 WIB

Pemprov Banten Optimistis Ekonomi Pulih

Pertumbuhan ekonomi memang cenderung melambat pada masa pandemi

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy memantau langsung bantuan pangan non tunai (BPNT), (ilustrasi).
Foto: istimewa
Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy memantau langsung bantuan pangan non tunai (BPNT), (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, Pemerintah Provinsi Banten optimistis pertumbuhan ekonomi akan tumbuh kembali. Hal itu bisa terwujud seiring dengan vaksin yang sudah tersedia dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dihentikan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Untuk menyongsong pulihnya kondisi ekonomi, Andika meminta Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten untuk dapat melakukan survei ekonomi di seluruh wilayah Provinsi Banten pada masa pandemi Covid-19. “Hal ini kami perlukan untuk membantu penyusunan kebijakan program strategis serta kegiatan pembangunan Pemprov Banten dalam rangka pemulihan ekonomi,” ujarnya, dalam keterangan tertulis dikutip Kamis (19/11).

Baca Juga

Andika menjelaskan, dalam konteks perencanaan dan penganggaran kegiatan pembangunan, urgensi tersedianya data-data sektoral menjadi kebutuhan mendasar dalam penyusunan rencana pembangunan. Oleh sebab itu, dia berharap BPS Banten bisa melakukan pendampingan dan berkolaborasi dengan perangkat daerah. Khususnya berkaitan dengan capaian indikator utama pembangunan.

“Seperti Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), dan indikator-indikator indeks pembangunan lainnya. Lalu, apa bentuk kebijakan, program kerja, dan penganggaran yang ideal yang dapat Pemprov Banten support dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi Banten,” tuturnya.

Hal itu perlu dilakukan agar program dan kegiatan pembangunan berjalan optimal. Misalnya, dalam meningkatkan angka rata-rata lama sekolah, harapan lama sekolah untuk dimensi pendidikan, usia harapan hidup untuk dimensi kesehatan, dan pengeluaran per kapita untuk dimensi ekonomi.

Lebih lanjut, Andika menjabarkan, terdapat minimal empat  indikator utama pembangunan, yaitu LPE, IPM, angka kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka (TPT), yang terus didiskusikan oleh BPS Provinsi Banten bersama-sama perangkat daerah Pemprov Banten, baik melalui FGD maupun melalui seminar atau workshop tematik tertentu.

Sebelumnya diketahui, pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan ketiga tahun 2020 terkontraksi minus 5,77 persen. “Pertumbuhan ekonomi memang cenderung melambat pada masa pandemi, bukan hanya di Banten tapi secara nasional bahkan perekonomian dunia,” ujar Andika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement