Rabu 18 Nov 2020 10:20 WIB

Hong Kong Periksa Ribuan Bangunan Tua Usai Kebakaran Gedung

Pihak berwenang Hong Kong akan memeriksa 2.500 bangunan tua usai ada kebakaran

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Bunga diletakkan sebagai tanda penghormatan terhadap korban meninggal di depan apartemen yang terbakar di Hong Kong pada 16 November 2020.
Foto: Jerome Favre/EPA
Bunga diletakkan sebagai tanda penghormatan terhadap korban meninggal di depan apartemen yang terbakar di Hong Kong pada 16 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pihak berwenang Hong Kong akan memeriksa 2.500 bangunan tempat tinggal yang sudah tua setelah kebakaran yang menewaskan tujuh orang. Lokasi kebakaran mematikan itu merupakan restoran tanpa izin yang beroperasi di sebuah apartemen.

"Mengingat risiko yang terpapar oleh kecelakaan kebakaran ini, saya telah meminta (Dinas Pemadam Kebakaran dan Departemen Gedung) untuk lebih meningkatkan inspeksi guna menghilangkan ancaman keselamatan kebakaran yang serius guna melindungi nyawa dan harta benda orang,” kata pemimpin Hong Kong Carrie Lam.

Baca Juga

Dinas Pemadam Kebakaran dan Departemen Gedung akan berupaya menyelesaikan tinjauan pada akhir tahun. Inspeksi akan mencakup bangunan yang berusia minimal 60 tahun dan mencakup bangunan yang sebagian merupakan permukiman dan tempat komersial.

Inspeksi akan fokus pada sarana umum bangunan untuk melarikan diri dan mengidentifikasi bahaya kebakaran. Para pengawas dapat mengambil tindakan penegakan berdasarkan temuan mereka, termasuk penuntutan.

Dinas Pemadam Kebakaran juga akan menjangkau berbagai kelompok untuk mempelajari lebih lanjut tentang tempat berkumpulnya kegiatan keagamaan dan budaya. Mereka memeriksa tempat-tempat tersebut dan meningkatkan kesadaran keselamatan kebakaran di antara kelompok-kelompok tersebut.

Kebakaran pada Ahad (15/11) malam menewaskan tujuh orang dan melukai 11 lainnya. Sebanyak 10 orang tetap dirawat di rumah sakit, tujuh dalam kondisi kritis. Usia korban tewas dan cedera berkisar antara delapan hingga 48 tahun.

Anggota dewan distrik daerah itu, Leslie Chan, mengatakan apartemen tempat kebakaran terjadi diduga beroperasi sebagai restoran tanpa izin. Dia mengatakan para korban berasal dari komunitas kota Nepal. Banyak orang Nepal tinggal di daerah tersebut dan bekerja di bisnis keuangan, ritel, dan keamanan Hong Kong.

Laporan media Hong Kong mengatakan orang-orang di restoran itu merayakan Diwali, sebuah festival besar Hindu, serta ulang tahun. Lilin membuat bahan kedap suara terbakar.

Petugas Departemen Pemadam Kebakaran Cheung Kwong-yuen, bangunan yang berada di lingkungan Yau Ma Tei di Kowloon, tidak memiliki sistem sprinkler dan orang-orang terjebak di bagian belakang dapur. Kebakaran ini menjadi paling mematikan sejak kebakaran pada 2011 yang menewaskan sembilan orang.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement