Rabu 18 Nov 2020 06:43 WIB

Kemenag Kabupaten Bandung Terus Edukasi Ponpes

Pondok pesantren diminta untuk memiliki tempat isolasi mandiri.

Rep: Hartifiany Praisra / Red: Hiru Muhammad
Puluhan santri yang mewakili sejumlah pesantren mengikuti peringatan Hari Santri Tingkat Provinsi Jawa Barat, di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (22/10). Hari Santri Nasional bertujuan meneladani semangat jihad para santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Di masa pandemi ini Hari Santri mengusung tema Santri Sehat Indonesia Kuat.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Puluhan santri yang mewakili sejumlah pesantren mengikuti peringatan Hari Santri Tingkat Provinsi Jawa Barat, di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (22/10). Hari Santri Nasional bertujuan meneladani semangat jihad para santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Di masa pandemi ini Hari Santri mengusung tema Santri Sehat Indonesia Kuat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kabupaten Bandung mengalami peningkatan penyebaran kasus terjangkit Covid-19. Salah satu kluster berasal dari pondok pesantren dimana ada 208 kasus yang telah ditemukan.

Kepala Seksi Pendidikan dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Kabupaten Bandung, Asep Saefulloh mengakui Kemenag Kabupaten Bandung terus mengedukan pondok pesantren. Apalagi, pondok pesantren di Kabupaten Bandung sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka.

"Kita berkacanya dari SKB 3 menteri dan edaran gubernur bahwa pesantren boleh melakukan pembelajaran tatap muka. Di pesantren juga Alhamdulillah yang jadi persyaratan khususnya soal protokol kesehatan sudah mereka tempuh," kata Asep saat dihubungi, Selasa (18/11).

Asep mengakui pondok pesantren di Kabupaten Bandung sudah menyediakan titik-titik untuk menyimpan hand sanitizer dan tempat cuci tangan. Untuk mengantisipasi adanya yang terjangkit Covid-19, pondok pesantren diminta untuk memiliki tempat isolasi mandiri.

"Tempat untuk isolasi mandiri di pondok pesantren ada. Apalagi untuk santri luar Bandung sebelum berbaur dengan yang lain diwajibkan untuk membawa hasil rapid test atau swab test dan melakukan isolasi mandiri terlebih dahulu," tegas Asep.

Asep mengakui terus mengedukasi para pimpinan pondok pesantren dan staf pengajar untuk terus meningkatkan protokol kesehatan. Dia pun meminta pihak pondok pesantren untuk berperan aktif melaporkan apabila ada gejala atau kecurigaan yang mengarah pada Covid-19.

Di sisi lain, Asep mengakui 208 orang yang terjangkit Covid-19 dari dua pesantren dalam keadaan baik. Dia menyebut semua bersifat orang tanpa gejala atau OTG."Rata-rata usia SMA, daya tahan tubuh bagus. Lumayan kuat jadi tidak ada gejala mengkhawatirkan, Insya Allah sekarang sudah baik lagi," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement