Rabu 18 Nov 2020 00:09 WIB

Wagub Banten Optimistis Ekonomi Pulih Kembali Meski Pandemi

Dengan asumsi vaksin sudah tersedia, PSBB dihentikan dengan tetap menerapkan prokes.

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, Pemerintah Provinsi Banten optimistis ekonomi akan tumbuh. Hal itu ditopang dengan asumsi vaksin sudah tersedia dan PSBB dihentikan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Oleh karena itu, Andika mengatakan, Pemerintah Provinsi Banten berharap BPS Provinsi Banten dapat melakukan survei ekonomi Banten di masa pandemi Covid-19 saat ini di seluruh wilayah Provinsi Banten. "Survei kami perlukan untuk membantu penyusunan kebijakan program strategis serta kegiatan pembangunan Pemprov Banten dalam rangka pemulihan ekonomi Banten," kata Wagub Banten Andika Hazrumy pada webinar bertema "Membangkitkan Industri Manufaktur Sebagai Leading Sector Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19" yang digelar BPS Provinsi Banten, di Serang, Selasa (17/11).

Baca Juga

Menurut Andika, dalam konteks perencanaan dan penganggaran kegiatan pembangunan, dinilai penting tersedianya data-data sektoral. Data tersebut menjadi kebutuhan mendasar dalam penyusunan rencana pembangunan.

BPS Banten diharapkan dapat melakukan pendampingan dan berkolaborasi dengan perangkat daerah khususnya berkaitan dengan capaian indikator-indikator utama pembangunan. ”Seperti laju pertumbuhan ekonomi (LPE), dan indikator-indikator Indeks Pembangunan lainnya. Lalu, apa bentuk kebijakan, program kerja dan penganggaran yang ideal yang dapat pemprov support dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi Banten,” kata Andika.

Sehingga, kata Andika, program dan kegiatan pembangunan berjalan optimal. Misalnya dalam meningkatkan angka rata-rata lama sekolah, harapan lama sekolah untuk dimensi pendidikan, usia harapan hidup untuk dimensi kesehatan dan pengeluaran per kapita untuk dimensi ekonomi.

Dengan begitu terdapat minimal empat indikator utama pembangunan. Yaitu LPE, IPM, angka kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka (TPT). Indikator ini yang terus didiskusikan oleh BPS Provinsi Banten bersama-sama perangkat daerah Pemprov Banten, baik melalui FGD maupun melalui seminar atau workshop tematik tertentu.

Menurut Andika, data-data sektoral merupakan dasar pengambilan keputusan penyusunan kebijakan, program kerja dan kegiatan pembangunan daerah. Seperti diketahui,pertumbuhan ekonomi Banten pada triwulan ke-3 tahun 2020 mengalami terkontraksi minus 5,77 persen. “Pertumbuhan ekonomi memang cenderung melambat pada masa pandemi, bukan hanya di Banten tapi secara nasional bahkan perekonomian dunia,” katanya.

Hadir sebagai pemateri dalam webinar yang dipandu oleh Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan FEB Untirta Hady Sutjipto tersebut, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah. Juga ada Kepala BPS Banten Adhi Wiriana, Kepala BI Banten Erwin Soeriadimadja, Vice President Coorporate Relations and Sustainable PT Chandra Asri Petrochemical Edi Rivai dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Babar Suharso.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement