Selasa 17 Nov 2020 17:20 WIB

Dosen Itera Buat Pupuk Cair Limbah Tahu

Pupuk dari limbah tahu bisa dipakai untuk menyuburkan cabai.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Pohon cabai rawit
Foto: Pinteres
Pohon cabai rawit

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Dosen Program Studi Biologi Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung Muhammad Asril meraih juara satu dalam Lomba Apresiasi Anugerah Iptek Provinsi Lampung tahun 2020. Asril juara setelah menciptakan produk inovasi pupuk limbah tahu.

Penelitian Asril dalam ajang yang digelar Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Lampung di Bandar Lampung, selasa (17/11) tersebut, terancang dalam proteolizer – Chili Booster, yaitu pupuk hayati dari limbah cair tahu, yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai.

Baca Juga

Asril, dosen Biologi Itera Lampung mengatakan, produk inovasi Proteolizer – Chili Booster yang dibuat selain untuk mendorong pertumbuhan tanaman cabai para petani, juga untuk meminimalisasi pencemaran air akibat limbah produsen tahu.

“Limbah cair tahu yang digunakan merupakan limbah yang terbuang dan berisiko mencemari lingkungan, jika tidak melalui proses yang baik. Dalam cairan tersebut, terdapat isolat bakteri proteolitik terbaik berasal dari limbah cair tahu berkode BLT-12 memiliki indeks proteolitik 3,200 selama 48 jam inkubasi yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hayati,” ujar Asril dalam keterangan persnya, Selasa (17/11).

Meski telah meraih juara, Asril mengaku akan terus melanjutkan inovasinya tersebut ke tahap lebih lanjut yaitu melakukan aplikasi di lapangan dengan berbagai kondisi daerah, sehingga pupuk cair proteolizer buatannya dapat digunakan para petani. Selain itu, dia juga berharap produk inovasi hasil penelitiannya tersebut segera mendapatkan paten dan dapat diproduksi dalam skala besar.

“Saat ini sudah lolos tahap pemeriksaan formalitas dan menunggu pemeriksaan substantif, harapan saya dapat segera mendapatkan paten,” ujar Asril.

Selain melakukan penelitian dari limbah cair tahu, saat ini, Asril juga tengah melakukan inovasi lain. Dia sedang melakukan penelitian untuk dapat menemukan bakteri baru dalam melarutkan fosfat yang berguna untuk merecovery kondisi tanah di Itera yang kondisinya belum cukup subur.

“Nantinya, kedua inovasi ini akan saya kombinasikan menjadi konsorsium mikroba yang potensial,” ujarnya.

Asril berharap, inovasi-inovasi yang dilakukannya dapat memotivasi mahasiswanya di Program Studi Biologi Itera, dan memanfaatkan potensi yang ada di Lampung dan Sumatera untuk menghasilkan berbagai inovasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement