Selasa 17 Nov 2020 17:16 WIB

Kemenag: Apapun Keputusan Saudi, Kami Menghormati

Kebijakan Saudi menjadi pelajaran agar semua pihak lebih serius patuhi aturan umroh

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Jamaah umroh perdana di masa pandemi Covid-19 dari Indonesia dan Arab Saudi tiba di Bandara Jeddah, Ahad (1/11).
Foto: SPA
Jamaah umroh perdana di masa pandemi Covid-19 dari Indonesia dan Arab Saudi tiba di Bandara Jeddah, Ahad (1/11).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Simpang siur penangguhan keberangkatan jamaah umroh asal Indonesia menguat setelah tim Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah mengadakan pertemuan dengan Otoritas Penerbangan Sipil Arab Saudi (GACA). Tak hanya itu, otoritas Saudi juga hingga saat ini masih menangguhkan dikeluarkannya visa umroh bagi jamaah Indonesia.

Terkait penangguhan dikeluarkannya visa, Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jeddah, Eko Hartono, menyebut salah satu alasannya karena ada jamaah dari Indonesia yang ternyata positif Covid-19. Ia berharap, kebijakan Saudi ini bisa menjadi pelajaran agar semua pihak lebih serius dalam mematuhi protokol kesehatan Saudi dan Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Arfi Hatim, menyebut ada jamaah Indonesia yang positif Covid-19 merupakan sebuah fakta. Pandemi ini bisa menginfeksi siapa saja, yang saat ini ternyata kasusnya menimpa jamaah Indonesia.

"Kami tentu menghormati apapun keputusan Saudi. Ini bukti bahwa Saudi sangat serius memperhatikan keselamatan jamaah umroh," kata dia saat dihubungi Republika, Selasa (17/11).

Lebih lanjut, ia juga menyebut keputusan yang diambil Saudi diharap menjadi pelajaran bagi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) maupun jamaah umroh agar lebih memperhatikan protokol Covid-19. Semua tindakan antisipasi harus diikuti mulai dari tes swab sebelum berangkat hingga akhir pelaksanaan umroh.

"Sejauh ini Indonesia sudah tiga kali memberangkatkan jamaah umroh. Totalnya ada 359 jamaah," lanjutnya.

Terkait keputusan Saudi menangguhkan sementara penerbitan visa umroh bagi jamaah Indonesia, Arfi Hatim mengaku belum mendapat informasi resmi.

Sementara itu, Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Oman Fathurahman, bersama tim dari Kementerian Agama bertolak ke Saudi, Senin (9/11). Kedatangan mereka dimaksudkan mengidentifikasi sekaligus mengantisipasi permasalahan yang terjadi selama jamaah melaksanakan umroh.

Terkait pertemuan KJRI dan GACA, ia menyebut merupakan bentuk koordinasi yang normal dilakukan. "Pertemuan para pihak terkait adalah bagian dari koordinasi yang selalu dilakukan," katanya.

Berdasarkan kunjungan tersebut, Kemenag meminta PPIU melakukan persiapan yang lebih komprehensif terkait penyelenggaraan umroh di masa pandemi. Termasuk di dalamnya untuk sosialisasi dan edukasi jamaah.

Menurut Oman, edukasi dan sosialisasi harus dilakukan agar jamaah benar-benar memahami dan memaklumi situasi serta kondisi di Arab Saudi. Ketaatan, kepatuhan dan kedisiplinan jamaah maupun penyelenggara dalam mematuhi  protokol kesehatan sangat diperlukan agar selama pelaksanaan umroh jemaah tetap sehat dan aman.

"Protokol kesehatan harus dijalankan secara disiplin dan ketat untuk memastikan jamaah sehat dan tidak terpapar Covid-19. Jika ada satu saja jamaah yang kedapatan positif Covid-19, apalagi saat sudah sampai di Saudi, akan berdampak pada jamaah lain yang satu rombongan,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement