Selasa 17 Nov 2020 10:52 WIB

BPIP: Jejaring Pancamandala untuk Gali Pancasila Lebih Luas

Jejaring Pancamandala menurut BPIP bisa menanamkan nilai Pancasila yang lebih luas.

BPIP: Jejaring Pancamandala untuk Pancasila yang Lebih Besar. Foto: Para peserta Dialog Jejaring Pancamandala; Membangun Sinergitas Membumikan Pancasila di Provinsi DI Yogyakarta, di Yogyakarta, Selasa (17/11).
Foto: Muhammad Hafil / Republika
BPIP: Jejaring Pancamandala untuk Pancasila yang Lebih Besar. Foto: Para peserta Dialog Jejaring Pancamandala; Membangun Sinergitas Membumikan Pancasila di Provinsi DI Yogyakarta, di Yogyakarta, Selasa (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Prof Adji Samekto mengatakan, pembentukan Pancamandala adalah untuk mengefektifkan penanaman nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat, terutama di daerah. Karena, daerah dan seluruh wilayah Indonesia adalah basis penting sebagai subyek yang diharapkan bisa menerapkan nilai-nilai Pancasila.

Menurut Adji, BPIP sebagai lembaga baru yang baru tidak mungkin bekerja sendirian untuk membina ideologi Pancasila kepada masyarkaat. Karena itu, dibutuhkan kemitraan dengan komponen masyarakat lainnya.

Baca Juga

"Oleh karenanya, pembentukan kemitraan dalam Pancamandala ini menjadi urgen, karena pada hakikatnya pembumian Pancasila adalah tugas kita bersama," kata Adji saat membuka kegiatan bertajuk Dialog Jejaring Pancamandala; Membangun Sinergitas Membumikan Pancasila di Provinsi DI Yogyakarta, di Yogyakarta, Selasa (17/11).

Adji mengatakan, pembentukan jejaring Pancamandala ini menjadi wadah untuk pembumian Pancasila yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media. "Ini adalah stakeholder yang penting bagi BPIP sebagai mita untuk membudayakan Pancasila yang tujuan akhirnya adalah pengamalan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara utuh," kata Adji.

Bukan hanya soal pengamalan pribadi, gotong royong, dan toleransi, Adji mengatakan bahwa jejaring Pancamandala ini bisa dimanfaat untuk membuat yang lebih besar dan luas dari ketiga hal tersebut. Artinya, Pancasila sebagai dasar bagi pembangunan di bidang ekonomi, pangan, jaminan hari tua, serta menjadi landasan bagi pengaturan pemenuhan pangan.

"Ini karena Pancasila disusun oleh pendiri bangsa untuk hal-hal yang kongkrit dan bukan pepesan kosong semata," kata Adji.

Untuk diketahui, kegiatan dialog yang diselenggarakan di Yogyakarta oleh BPIP ini menghadirkan banyak peserta. Utamanya yaitu dari unsur Pancamandala, yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media yang ada di Yogyakarta.

Sementara, sejumlah tokoh juga menghadiri acara ini. Di antaranya yaitu Anggota DPR dari Yogyakarta H Sukamto, Plt Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP Prof Adji Samekto, Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Dr Al Makin, dua orang Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo dan Dr Lia Kian, Direktur Bina Ideologi Karakter dan Wawasan Kebangsaan Kemendagri yang diwakilikan oleh Eka Endamia Surbakti, dan Kepala Badan Kesbangpol DI Yogyakarta Dewo Isnu Broto.

Sementara, Kepala Badan Kesbangpol DI Yogyakarta Dewo Isnu Broto yang memberikan sambutan pada acara ini mengatakan, Pemprov DI Yogyakarta mengucapkan terima kasih kepada BPIP yang menyelenggarakan acara dialog Jejaring Pancamandala di Yogyakarta. Dia berharap, dari kegiatan ini akan dirumuskin sistem yang jelas, komprehensif, dan berkelanjutan dalam pedoman dan teknis terkait penanaman nilai-nilai kebangsaan yang berlandaskan Pancasila. 

"Pancasila sebagai dasar negara maupun pandangan hidup harus diletakkan kembali pada tempat sebenarnya. Nilai-nilai Pancasila harus diingatkan kembali dengan nilai-nilai budaya, dengan Tuhan maupun dengan sesama ciptaan Tuhan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement