Selasa 17 Nov 2020 09:23 WIB

Saudi Aramco akan Terbitkan Obligasi untuk Bayar Dividen

Obligasi berkisar antara 3-50 tahun yang ditargetkan untuk investor institusi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Raksasa minyak asal Arab Saudi, Aramco, berencana menerbitkan obligasi internasional.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Raksasa minyak asal Arab Saudi, Aramco, berencana menerbitkan obligasi internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Raksasa minyak asal Arab Saudi, Aramco, berencana menerbitkan obligasi internasional. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya perusahaan mencari uang tunai untuk membantu membayar miliaran dolar AS dalam bentuk dividen yang dijanjikan perusahaan kepada pemegang saham sebelum pandemi Covid-19 membuat harga minyak anjlok.

Dalam pernyataan yang diunggah di bursa saham Saudi Tadawul pada Senin (16/1), perusahaan mengatakan rencana untuk menerbitkan obligasi dalam mata uang dolar AS. Hanya saja, mereka tidak merinci besaran penerbitannya.

Baca Juga

Seperti dilansir AP News, Senin (16/1), obligasi tersebut berkisar antara tiga hingga 50 tahun yang ditargetkan untuk investor institusi dengan biaya minimal 200 ribu dolar AS. Jumlah yang dikeluarkan dan pengembaliannya tergantung pada kondisi pasar, kata Aramco.

Aramco mengeluarkan sebagian aset perusahaan pada tahun lalu sebagai bagian dari rencana ambisius Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk mengalihkan pendapatan ke investasi yang dapat membantu mendorong pertumbuhan kerajaan. Khususnya ketika ia mencoba mengarahkan ekonomi menjauh dari ketergantungannya terhadap pendapatan minyak untuk bertahan hidup.

Pangeran Mohammed berusaha mendorong warga dan investor Saudi untuk membeli saham Aramco dan meningkatkan nilai perusahaan untuk debut pasar sahamnya dengan menjanjikan pembayaran tahunan setidaknya 75 miliar dolar AS.

Meski begitu, hampir semua uang dividen ini masuk ke pemilik mayoritas perusahaan, pemerintah Saudi, untuk membantu menutupi defisit.

Pengumuman kemarin menuliskan rencana perusahaan menerbitkan obligasi bertujuan untuk meningkatkan modal yang dibutuhkan untuk membayar dividen yang dijanjikan, sebesar 18,75 miliar dolar AS per kuartal. Jumlah melebihi arus kas Aramco saat ini.

Keputusan untuk membayar dividen sebesar 75 miliar dolar AS per tahun dibuat pada saat Aramco menjadi perusahaan paling menguntungkan di dunia dan sebelum virus corona muncul. Pandemi, yang menyebabkan lockdown dan penutupan perbatasan secara global, pada akhirnya melemahkan permintaan minyak dan mendorong harga minyak turun.

Arab Saudi diketahui telah memangkas produksi minyaknya untuk mendukung harga minyak agar tidak turun lebih jauh. Langkah ini juga dilakukan oleh produsen minyak lain.

Aramco, yang memiliki hak eksklusif untuk memproduksi dan menjual cadangan energi kerajaan, mengalami penurunan pendapatan 50 persen pada semester pertama 2020. Ia juga tersingkir dari posisi teratas sebagai perusahaan terdaftar paling berharga di dunia.

Penghasilan kuartal ketiga Aramco sebesar 11,8 miliar dolar AS menunjukkan sedikit kenaikan dari semester pertama. Tapi, nilai tersebut masih turun hampir 45 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Pada bulan ini, Fitch Rating merevisi prospek Aramco menjadi negatif dari stabil. Tapi, lembaga pemeringkat menegaskan peringkat A jangka panjang perusahaan. Fitch mengatakan, target dividen ambisius Aramco dapat mengakibatkan arus kas menjadi negatif pada 2020 dan 2021, sebelum mencapai titik impas pada 2022.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement